Pages

Sabtu, 23 Juli 2011

Jangan sekedar berbicara, Berbuatlah

Pada malam pertama pernikahan alias malam pengantin, pasutri baru tampak malu - malu di kamar. Yah maklumlah mereka belum pernah melakukan hubungan layaknya suami istri sebelumnya. Singkat kata mereka mulai terlibat sebuah perbincangan atau apalah namanya anda terjemahkan sendiri, (kalau saya sih meneyebutnya percakapan foreplay rayuan kepengen.)

     "Dik, bolah nggak aku memegang tanganmu.?" si suami memberanikan diri untuk memulainya.
     "Hmmm, boleh mas, kita kan udah nikah" jawab si istri malu - malu tapi kepengen.
     Si suami langsung senang, ia pun kembali berkata, "Kalau megang rambutmu?" dalam konteks ini adalah rambut atas kepala bukan rambut yg lai, sekali lagi bukan rambut yang lain.!!!!
     "Ya bolehlah mas, kita kan udah nikah mas", sahut istri kepengen.
     "Kalau megang pipi?" sahut suaminya lagi.
     "Mas, kita kan udah nikah, tukas si istri rada tidak sabar.
     Si suami mulai berpikir ngeres kearah nafsu. Ia pun nekad bertanya, "Dik, kalau megang yang itu..?"
     Mendengar kalimat si suami yang terakhir, si istri spontan langsung maraaaah. Istri pun menghardik, "Mas ngomong terus.!! Kapan Action nya, siiihhh.!!!!!"

Hahahaaa ada - ada saja. No Action Talk Only, istilah bekennya NATO. Diungkap pula dalam sebuah pepatah China, "Gan da lei, bu xia yu." Halilintar menggelegar namun air hujan tiada menetes....Group Black Eyed Peas sempat menyindir dalam sepenggal liriknya, "Can you practice whay you preach.?" Dapatkah anda mengamalkan apa yang anda lafalkan..!!!

adagalihdimari~salam action

Indahnya Kebersamaan

     Pernah dengar Team in Love,?
Team in Love adalah sebuah team yang sarat akan unsur - unsur cinta, yaitu ;

  • Hormat (respect)
  • Perhatian (care)
  • Tanggung Jawab (responsibility)
  • Pengetahuan (knowledge)
Belajar dari angsa.!!
Mereka adalah mahluk yang lemah, namun dengan membentuk formasi "V" (yang saya maksud "V" disini formasi bukan "V" area sensitip, sekali lagi bukan "V" area sensitip heheheee) dan terbang mengelompok, mereka bahkan sanggup menembus badai sekalipun. Amaze.!!!
Rupanya suara - suara yang mereka keluarkan menjadi seruan pembangkit semangat diantara mereka, nah disitulah letak kedahsyatan suatu team. Tolong jangan dibantah.!!!!!

Belajar dari Kuda.!!
Konon seekor kuda mampu menarik beban seberat 2ton. Sekali lagi 2ton....
Pertanyaanya, berapa ton yang mungkin ditarik oleh 2 ekor kuda.??
  • 2ton
  • 4ton
  • 8ton
  • 16ton
Percaya atau tidak, dengan kekuatan 2 ekor kuda sanggup menarik beban seberat 23ton.!! Amaze....
Disitulah letak kehebatan suatu team.!!!

adagalihdimari~salam action

Rabu, 20 Juli 2011

Peta perjalanan menuju Impian

"8 Langkah Ajaib Menuju ke Langit "

"Gantungkan Cita-Citamu Setinggi Langit", kata orang tua kita dahulu. Untuk memiliki hidup yang sukses, memang seseorang harus memiliki cita-cita atau impian terlebih dahulu. Karena impian adalah arah yang akan kita tempuh dalam perjalanan hidup kita. Tanpa impian, perjalanan hidup kita menjadi tak terarah. Sehingga segala tindakan yg kita lakukan dalam hidup menjadi tidak efektif dan efisien. Ibarat kapal yg berlayar tanpa tujuan akan berputar-putar di perairan yang sama, tidak jauh beranjak dari tempatnya semula walaupun sudah menempuh perjalanan panjang. Perjalanan hidup seperti kapal tadi adalah perjalanan hidup yang bergantung pada nasib, tergantung ke mana arah angin bertiup. Ini memang perjalanan hidup kebanyakan orang di dunia. Banyak sumber mengatakan hampir 90% orang di dunia tidak dapat mencapai impiannya, sehingga impian hanya menjadi khayalan semata. (Bukan karena setinggi langit ? )

Tidak heran kalau hanya sedikit sekali orang yang bisa sukses, karena kebanyakan orang hidupnya memang pasrah pada nasib atau hanya dikendalikan orang lain. Tetapi, coba anda renungkan, "Apakah anda Benar-Benar Rela kalau hidup anda yang hanya 1 kali saja di dunia ini hanya dikendalikan oleh nasib atau dikendalikan orang lain ?"

Kalau jawabannya "TIDAK", mulai sekarang tentukanlah impian anda sendiri dan jadilah nakhoda kapal kehidupan anda sendiri. Arahkan kehidupan anda untuk mencapai berbagai impian anda (dilangit manapun anda menggantungnya) dan nikmatilah kehidupan sukses anda.

Mungkin impian seseorang adalah menjadi orang terkenal, memiliki uang banyak, rumah bagus, mobil bagus, liburan ke luar negeri, sekolah setinggi mungkin, dll. Apapun impian anda, yang penting adalah anda harus tahu bagaimana langkah praktis untuk meraih impian anda secara efisien dan efektif . Ada 8 langkah langkah praktis yang ajaib untuk mewujudkan impian kita :

1. Berani membuat impian/cita-2
Banyak orang merasa "minder" untuk membuat impian yang besar karena merasa dirinya memiliki berbagai keterbatasan dibandingkan orang lain. Misalnya karena pendidikan rendah, miskin, tidak pandai, lingkungan buruk, dll. Napoleon Hill berkata bahwa "Apa yang anda pikirkan dan percaya, pasti akan anda dapatkan". Kalau anda pikir bahwa anda BISA maka anda pasti BISA, sekacau apapun kondisi anda saat ini. Jadi buatlah impian anda semenarik mungkin sehingga anda tergerak untuk mewujudkannya. Dan yakinlah bahwa Tuhan mengasihi anda sebagai umatnya dan akan memerintahkan segenap alam semesta akan membantu anda mewujudkan impian anda.

Tips : Kalau anda masih tidak berani membuat impian anda, cobalah dengan membaca buku atau artikel motivasi atau kisah sukses, mendengarkan kaset motivasi, mengikuti seminar dari para motivator, dan berteman dengan orang-2 yang berpikir positif. 

2. Tentukan impian anda dengan jelas (tuliskan/visualisasikan)
Tuliskan impian anda sejelas-jelasnya di kertas dan bayangkan hal itu terjadi pada diri anda. Bayangkan bagaimana nikmatnya mencapai impian tersebut. Kalau perlu dengan bantuan gambar/foto. Misalnya jika impian anda adalah memiliki mobil BMW 302i, miliki foto/gambar mobil tersebut dan bayangkan betapa nikmatnya saat anda mengendarainya. Kalau perlu anda pergi ke show room nya, melakukan test drive atau memiliki brosurnya terlebih dahulu.

3. Uji impian anda, apakah sudah SMART ?
Tinjau apakah impian itu sudah memenuhi kriteria SMART, yaitu :

- Specific : dapat diuraikan secara terinci

- Measureable : bisa diukur dengan pasti, misalnya dengan waktu, uang, dll.

- Achievable : masih ada kemungkinan untuk dicapai

- Realistic : realistis, tidak mengada-2

- Timeable : bisa ditentukan berapa lama waktu pencapaiannya

Jika impian belum SMART, evaluasi lagi impian anda dan revisi dengan kembali ke langkah 2 (tentukan impian anda dengan jelas)

jika impian sudah SMART, yakinkan pada pikiran bawah sadar anda, aliran darah anda, seluruh sel-sel di tubuh anda, bahwa anda pasti akan mendapatkannya. Anda bisa melakukan affirmasi atau kekuatan law of attraction.

4. Buat "peta perjalanan" menuju impian anda
Susun langkah-langkah kecil yang harus dilakukan dan target antara yang akan dicapai di tiap tahap yang dilalui. Jika semua langkah dan target antara itu disusun dengan jelas akan membentuk sebuah "peta perjalanan" menuju impian anda.

5. Tentukan "Alat/Sistem/Kendaraan" untuk mencapai impian anda
Pilih alat atau sistem atau cara dengan apa anda akan menempuh "peta perjalanan" anda. Pastikan bahwa dengan menggunakan alat/sistem/cara tersebut akan menjamin anda berhasil melangkah melalui setiap tahapan dalam "peta perjalanan" dan pada akhirnya menghantarkan anda mencapai impian.

6. Fokuskan semua pikiran dan tindakan nyata untuk mencapainya
Ubah sikap diri anda ! Mulai sekarang, semua sikap, tindakan dan pikiran di fokuskan pada skenario "peta perjalanan" mencapai impian anda. Evaluasi setiap tindakan yang akan anda lakukan, "Apakah sesuai dengan skenario tersebut ?" Jika tidak, jangan lakukan ! Jika ya, lakukan saat ini juga ! (action now !) Tidak ada kompromi penundaan waktu.

7. Selesaikan sesuai rencana
Mungkin dalam perjalanan mencapai impian anda akan mengalami banyak kegagalan dan kekecewaan. Tetapi apapun yang terjadi, anda harus selesaikan semua sesuai dengan rencana. Ingat, tidak perduli di langit ke berapa anda menggantungkan impian, pasti anda bisa mencapainya. Hal ini sudah dibuktikan oleh banyak sekali orang sukses di dunia. Tinggal diperlukan 1 orang lagi membuktikannya, yaitu Anda!

8. Jika impian telah tercapai, buat impian baru yang lebih besar (kembali ke langkah 1)
Jika anda melakukan 8 langkah ajaib tersebut terus menerus dalam hidup anda, jangan kaget kalau pada suatu saat anda tersadar, anda sudah berada di langit kesuksesan di mana impian demi impian telah anda raih.

Susun langkah-langkah kecil yang harus dilakukan dan target antara yang akan dicapai di tiap tahap yang dilalui. Jika semua langkah dan target antara itu disusun dengan jelas akan membentuk sebuah "peta perjalanan" menuju impian anda.

Stres

Menurut Anwar (1993:93)
Stres kerja adalah suatu perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya.

Yoder dan Staudohar (1982 : 308) mendefinisikan Stres Kerja adalah Job stress refers to a physical or psychological deviation from the normal human state that is caused by stimuli in the work environment. yang kurang lebih memiliki arti suatu tekanan akibat bekerja juga akan mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi fisik seseorang, di mana tekanan itu berasal dari lingkungan pekerjaan tempat individu tersebut berada.

Beehr dan Franz (dikutip Bambang Tarupolo, 2002:17), mendefinisikan stres kerja sebagai suatu proses yang menyebabkan orang merasa sakit, tidak nyaman atau tegang karena pekerjaan, tempat kerja atau situasi kerja yang tertentu.

Stres merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Jika seseorang / karyawan mengalami stres yang terlalu besar maka akan dapat menganggu kemampuan seseorang / karyawan tersebut untuk menghadapi lingkungannya dan pekerjaan yang akan dilakukannya(Handoko 1997:200)

Menurut Pandji Anoraga (2001:108), stres kerja adalah suatu bentuk tanggapan seseorang, baik fisik maupun mental terhadap suatu perubahan di lingkunganya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam.

Gibson dkk (1996:339), menyatakan bahwa stres kerja adalah suatu tanggapan penyesuaian diperantarai oleh perbedaan- perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar (lingkungan), situasi, atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan kepada seseorang.

Kategori Stres Kerja
Menurut Phillip L (dikutip Jacinta, 2002), seseorang dapat dikategorikan mengalami stres kerja bila:

1. Urusan stres yang dialami melibatkan juga pihak organisasi atau perusahaan tempat individu bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya di dalam perusahaan, karena masalah rumah tangga yang terbawa ke pekerjaan dan masalah pekerjaan yang terbawa ke rumah dapat juga menjadi penyebab stress kerja.

2. Mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan juga individu.

3. Oleh karenanya diperlukan kerjasama antara kedua belah pihak untuk menyelesaikan persoalan stres tersebut

Secara umum, seseorang yang mengalami stres pada pekerjaan akan menampilkan gejala-gejala yang meliputi 3 aspek, yaitu : Physiological, Psychological dan Behavior. (Robbins, 2003, pp. 800-802)

1. Physiological memiliki indikator yaitu: terdapat perubahan pada metabolisme tubuh, meningkatnya kecepatan detak jantung dan napas, meningkatnya tekanan darah, timbulnya sakit kepala dan menyebabkan serangan jantung.

2. Psychological memiliki indikator yaitu: terdapat ketidakpuasan hubungan kerja, tegang, gelisah, cemas, mudah marah, kebosanan dan sering menunda pekerjaan.

3. Behavior memiliki indikator yaitu: terdapat perubahan pada produktivitas, ketidakhadiran dalam jadwal kerja, perubahan pada selera makan, meningkatnya konsumsi rokok dan alkohol, berbicara dengan intonasi cepat, mudah gelisah dan susah tidur

Banyak sekali faktor di dalam perusahaan atau organisasi yang dapat menimbulkan stress. Tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam suatu kurun waktu yang terbatas, beban kerja yang berlebihan, seorang pimpinan yang menuntut dan tidak peka, serta rekan kerja yang tidak menyenangkan merupakan beberapa contoh penyebab stress.

Kita telah mengkategorikan faktor-faktor ini di sekitar tuntutan tugas, tuntutan peran, dan tuntutan antar pribadi, struktur organisasi, kepemimpinan organisasi dan tingkat hidup organisasi itu. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai faktor-faktor penyebab di atas:

Tuntutan tugas merupakan faktor yang diartikan pada pekerjaan seseorang. Faktor ini mencakup desain pekerjaan individu itu (otonomi, keragaman tugas, tingkat otomatisasi), kondisi kerja, dan tata letak kerja fisik. Lini perakitan dapat memberikan tekanan pada seseorang bila kesepatannya dirasakan berlebihan. Makin banyak kesalingketergantungan antara tugas seorang dengan tugas orang lain, makin potensial stress. Tetapi otonomi cenderung mengurangi stress. Pekerjaan dimana suhu, kebisingan, atau kondisi kerja lain berbahaya atau sangat tidak diinginkan dapat meningkatkan kecemasan. Demikian juga bekerja dalam suatu kamar yang berjubel atau dalam suatu lokasi yang dimana terjadi terus-menerus gangguan.

Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam organisasi itu. Konflik peran menciptakan harapan-harapan hampir tidak bisa dirujukkan atau dipuaskan. Peran yang kelebihan beban, dialami bila karyawan itu diharapkan untuk melakukan lebih dari pada yang dimungkinkan oleh waktu. Pengartian peran yang salah muncul bila harapan peran tidak dipahami dengan jelas dan karyawan tidak pasti mengenai apa yang harus dikerjakan.

Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain. Kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekan dan hubungan antar pribadi yang buruk dapat menimbulkan stress yang cukup besar, terutama di antara para karyawan dengan kebutuhan sosial yang tinggi.

Struktur organisasi menentukan tingkat perbedaan dalam organisasi, tingkat aturan dan pengaturan, dan dimana keputusan diambil. Aturan yang berlebihan dan kurangnya partisipasi dalam keputusan mengenai seorang karyawan merupakan adalah suatu contoh dari variabel struktural yang mungkin merupakan sumber potensial dari stress.

Kepemimpinan organisasi menggambarkan gaya manajerial dari eksekutif senior organisasi. Beberapa pejabat eksekutif kepala menciptakan suatu budaya yang dicirikan oleh ketegangan, rasa takut, dan kecemasan. Mereka membangun tekanan yang tidak realistis untuk berprestasi dalam jangka pendek, memaksakan pengawasan yang berlebihan ketatnya, dan secara rutin memecat karyawan yang tidak mengikuti.

Organisasi berjalan melalui suatu siklus. Didirikan, tumbuh, menjadi dewasa, dan akhir-akhirnya merosot. Suatu tahap kehidupan organisasi, yaitu dimana dia ada dalam keempat tahap ini menciptakan masalah dan tekanan yang berbeda untuk para karyawan. Tahap pendirian dan kemerosotan adalah tahap yang penuh stress. Yang pertama dicirikan oleh besarnya kegairahan dan ketidakpastian, sedangkan yang kedua lazimnya menuntut pengurangan, pemberhentian, dan suatu perangkat ketidakpastian yang berbeda. Stress cenderung paling kecil dalam tahap dewasa dimana ketidakpastian berada pada titik terendah.

Daftar Pustaka
Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jakarta: PT Prenhallindo

Selasa, 19 Juli 2011

Otak Kanan dan Debat

Orang yang dominan otak kanan-nya tidak suka berdebat. Karena pola pikirnya other centric, mencari pola, dan mencari kesamaan. Orang yang dominan otak kiri sebaliknya keranjingan berdebat semuanya dikomentari. Maklum saja, pola pikirnya self-centric. Sebab itulah, saya lebih suka dianggap salah, kalah, atau bodoh sekalipun, daripada berdebat. Menurut saya, “Lebih baik adu manfaat daripada adu debat.”

Lagi pula ibu saya berpesan, “Mereka yang suka berteriak-teriak itu (dibaca suka berdebat) lazimnya belum bisa berbuat apa-apa. Bisanya cuma teriak-teriak saja. Bisanya cuma memutarbalikkan kata-kata saja. Kalau sudah kepepet, si pendebat malah menyerang si individu, bukan pesannya. Tentu saja, dibungkus dengan dalih kritik yang membangun."

Coba perhatikan baik-baik ;
  • - Pemain bergerak, penonton berteriak
  • - Pemain memberi contoh, penonton mencemooh
  • - Pemain beraksi, penonton mencaci
  • - Pemain menjalankan taktik, penonton mengkritik
  • - Pemain menciptakan sejarah, penonton menebarkan fitnah
Sampaikan saja apa yang perlu disampaikan, tidak perlu berdebat apalagi sampai memaksakan pendapat.!!

adagalihdimari~salam action

Minggu, 17 Juli 2011

Mengenal Tingkatan Islam

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanyakan apa itu Iman, Islam dan Ihsan. Ketiga perkara ini sendiri adalah Ad Diin yaitu agama Islam itu sendiri. (HR. Muslim no. 102)

Para pembaca yang semoga dimuliakan oleh Allah Ta’ala. Pada suatu hari, Jibril ‘alaihis salam mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keadaan berambut hitam dan berpakaian putih, tidak tampak pada beliau bekas melakukan perjalanan jauh dan tidak ada sahabat pun yang mengenal malaikat Jibril dalam bentuk manusia seperti ini. Kemudian dia mendekati Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil menyandarkan lututnya pada lutut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamsedangkan kedua tangannya berada pada paha Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian Jibril ‘alaihis salam memanggil ‘Ya Muhammad’ -sebagaimana orang-orang Arab badui memanggil beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan menanyakan beberapa perkara. Di antaranya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanyakan apa itu Iman, Islam dan Ihsan. Ketiga perkara ini sendiri adalah Ad Diin yaitu agama Islam itu sendiri. (HR. Muslim no. 102)

Hadits di atas dikenal dengan hadits Jibril dan induknya hadits. Dari hadits tersebut, para ulama mengatakan bahwa Islam memiliki tiga tingkatan, yaitu: (1) Islam, (2) Iman dan (3) Ihsan; masing-masing tingkatan ini memiliki rukun. Berikut ini adalah penjelasan secara singkat mengenai ketiga tingkatan tersebut.

Tingkatan Pertama : Islam

     Dalam hadits Jibril, dikatakan bahwa Islam adalah (1) mengakui bahwa ‘Tidak ada sesembahan yang benar untuk disembah kecuali Allah dan mengakui Muhammad adalah utusan-Nya, (2) menegakkan shalat, (3) menunaikan zakat, (4) menunaikan puasa Ramadhan, dan (5) berhaji ke Baitullah bagi yang mampu. Jadi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa islam memiliki lima rukun.
Yang pertama, seorang muslim harus bersyahadat dengan lisan dan meyakini syahadat tersebut dalam hatinya. Dan perlu diperhatikan bahwa makna kalimat syahadat ‘laa ilaha illallah’ yang benar adalah tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. Jika seseorang sudah mengucapkan dan meyakini demikian, maka tidak pantas baginya untuk menjadikan para Nabi, malaikat, para wali dan orang-orang sholih sebagai sesembahan semisal menjadikan mereka sebagai perantara dalam berdo’a. Karena apa saja yang disembah selain Allah adalah sesembahan yang bathil. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),”Yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah sesembahan yang benar dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang bathil.” (QS. Al Hajj [22] : 62).

Sebagai catatan penting, syahadat tidaklah cukup dengan diam (diucapkan dalam hati), namun harus diucapkan dan diumumkan (ditampakkan) pada orang lain kecuali jika ada alasan yang syar’i sehingga seseorang tidak bisa menampakkan syahadatnya.

Dalam hadits Jibril ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggabungkan antara syahadat ‘laa ilaha illallah’ dengan syahadat ‘anna muhammadar rasulullah’ [Nabi Muhammad adalah utusan Allah] dalam satu rukun. Kenapa demikian? Karena ibadah tidaklah sempurna kecuali dengan dua hal : (1) ikhlas kepada Allah semata : hal ini terdapat dalam syahadat ‘laa ilaha illallah’; dan (2) mutaba’ah (mengikuti) Rasul : hal ini terdapat dalam syahadat ‘anna muhammadar rasulullah’.

Selain dengan bersyahadat, keislaman seseorang bisa sempurna dengan melaksanakan empat rukun yang lainnya –di mana penjelasan hal ini dapat dilihat dalam berbagai kitab fiqh-.
Namun, perlu diperhatikan bahwa walaupun kelima hal ini disebut rukun, bukan berarti jika salah satu dari rukun Islam ini tidak ditunaikan maka tidak disebut muslim lagi. Karena kadar wajib dalam rukun Islam adalah dengan bersyahadat dan mengerjakan shalat yang diwajibkan (shalat lima waktu). Jika seorang muslim tidak melaksanakan kedua rukun Islam ini, maka pada saat ini baru tidak disebut sebagai muslim.

Tingkatan Kedua : Iman

Iman secara bahasa berarti pembenaran (tashdiq). Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanyakan oleh Jibril ‘alaihis salam mengenai iman, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Iman adalah (1) engkau beriman kepada Allah, (2) kepada malaikat-Nya, (3) kepada kitab-kitab-Nya, (4) kepada rasul-rasul-Nya, (5) kepada hari akhir dan (6) beriman kepada takdir yang baik dan buruk.” Jadi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa iman memiliki enam rukun. Apabila salah satu rukun ini tidak dipenuhi maka tidak disebut orang beriman.

Namun, dalam rukun Iman di dalamnya ada kadar (batasan) wajib di mana keislaman seseorang tidaklah sah (baca : bisa kafir) kecuali dengan memenuhinya.

     1. Batasan wajib dalam beriman kepada Allah adalah meyakini bahwa Allah adalah Rabb alam semesta, Allah adalah pencipta dan pengatur alam semesta; Allah-lah yang berhak ditujukan ibadah dan bukan selain-Nya; dan Allah memiliki nama dan sifat yang sempurna yang tidak boleh seseorang mensifati-Nya dengan makhluk-Nya, tidak boleh nama dan sifat tersebut ditolak keseluruhan atau pun sebagiannya setelah datang penjelasan mengenai hal ini.

     2. Batasan wajib dalam beriman kepada malaikat adalah mengimani bahwa Allah memiliki makhluk yang disebut malaikat yang memiliki tugas tertentu, di antaranya adalah ada yang bertugas menyampaikan wahyu kepada para Nabi.

     3. Batasan wajib dalam beriman kepada kitab-kitab Allah adalah meyakini bahwa Allah telah menurunkan kitab kepada para rasul yang dikehendaki-Nya; kitab tersebut adalah kalam-Nya (firman-Nya); dan di antara kitab-kitab tersebut adalah Al Qur’an dan juga merupakan kalam-Nya (firman-Nya).

     4. Batasan wajib dalam beriman kepada para rasul adalah meyakini dengan yakin (tanpa ragu-ragu) bahwa Allah mengutus rasul kepada hamba-Nya; dan rasul terakhir adalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam, seseorang harus beriman kepadanya dan mengikuti petunjuknya.

     5. Batasan wajib dalam beriman kepada hari akhir adalah meyakini bahwa Allah menjadikan suatu hari di mana manusia akan dihisab (diperhitungkan); mereka akan kembali, akan dibangkitkan dari kubur-kubur mereka, akan bertemu Rabb mereka dan setiap orang akan dibalas; di mana orang yang berbuat baik akan dibalas dengan surga sedangkan orang yang kufur akan dimasukkan dalam neraka.

     6. Batasan wajib dan beriman kepada takdir yang baik dan buruk adalah meyakini bahwa Allah telah mengetahui segala sesuatu sebelum terjadi dan Allah telah mencatatnya di Lauhul Mahfuzh; meyakini pula bahwa apa yang Allah kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan terjadi; dan meyakini bahwa segala sesuatu telah diciptakan-Nya termasuk perbuatan hamba.

Setiap muslim harus memiliki kadar keimanan yang wajib ini. Jika tidak memenuhi kadar keimanan yang wajib ini, maka dia tidak disebut beriman.

Tingkatan Ketiga : Ihsan

Dalam hadits Jibril, tingkatan Islam yang ketiga ini memiliki satu rukun. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan mengenai ihsan yaitu ‘Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak mampu melihat-Nya, Allah akan melihatmu.’ Itulah pengertian ihsan dan rukunnya.

Dalam pengertian ihsan ini terdapat dua tingkatan. Tingkatan pertama disebut tingkatan musyahadah yaitu seseorang beribadah kepada Allah, seakan-akan dia melihat-Nya. Perlu ditekankan bahwa yang dimaksudkan di sini adalah bukan melihat zat Allah, namun melihat sifat-sifat-Nya. Apabila seorang hamba sudah memiliki ilmu dan keyakinan yang kuat terhadap sifat-sifat Allah, dia akan mengembalikan semua tanda kekuasaan Allah pada sifat-sifat-Nya. Dan inilah tingkatan tertinggi dalam derajat Ihsan.

Tingkatan kedua disebut dengan tingkatan muroqobah yaitu apabila seseorang tidak mampu memperhatikan sifat-sifat Allah, dia yakin Allah melihatnya. Dan tingkatan inilah yang banyak dilakukan oleh banyak orang. Apabila seseorang mengerjakan shalat, dia merasa Allah memperhatikan apa yang dia lakukan, lalu dia memperbagus shalatnya.

Dalam tingkatan ihsan ini ada juga kadar wajib yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang akan membuat keislamannya menjadi sah. Kadar yang wajib di sini adalah seseorang harus memperbagus amalannya dengan mengikhlaskannya kepada Allah dan harus menyinkronkan amalan tersebut dengan petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Adapun kadar yang disunnahkan (dianjurkan) adalah seseorang beramal pada tingkatan muroqobah atau musyahadah sebagaimana dijelaskan di atas.

Dan beristiqomahlah dalam Islam, Iman dan Ihsan.

Pelajaran Penting

Sesuatu yang perlu diperhatikan mengenai definisi Islam, Iman dan Ihsan. Jika Islam itu disebutkan secara bersendirian, yang dimaksudkan adalah seluruh ajaran agama ini baik keyakinan, perkataan maupun perbuatan. Contoh ini terdapat pada firman Allah (yang artinya),”Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imron [3] : 19). Namun, jika Islam disebutkan bergandengan dengan keimanan (i’tiqod) -sebagaimana yang terdapat dalam hadits Jibril ini-, maka yang dimaksudkan dengan Islam di sini adalah amal lahiriyah. Sebagaimana hal ini terdapat pada firman Allah (yang artinya),”Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah berislam (tunduk)', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu. (QS. Al Hujuraat [49] : 14)

Begitu juga dengan iman. Jika iman itu disebutkan secara sendirian, maka yang dimaksudkan adalah agama Islam secara kesuluruhan. Namun, jika iman disebut bergandengan dengan Islam (amalan lahiriyah) -sebagaimana yang terdapat dalam hadits Jibril ini-, maka yang dimaksudkan dengan iman di sini adalah mencakup amal bathin. Hal ini dapat dicontohkan pada firman Allah (yang artinya),”Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang shaleh” (QS. An Nisa’ : 57). Maka yang dimaksudkan dengan orang yang beriman di sini adalah orang yang melakukan amalan bathin.
Sedangkan ihsan adalah memperbaiki amalan lahir maupun bathin. Gabungan dari ketiganya disebut dengan Ad Diin yaitu agama Islam itu sendiri.

Sumber Rujukan : (1) Syarhul ‘Arbain An Nawawiyyah, Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin; (2) Syarhul ‘Arbain An Nawawiyyah, Syaikh Sholih Alu Syaikh; (3) Ma’arijul Qobul II, Al Hafizh Al Hakami

adgalihdimari~salam action

Lauhul Mahfuzh

LAUHUL MAHFUZH (KITAB YANG TERPELIHARA)
Sejauh ini, kita telah menyaksikan kesimpulan ilmu pengetahuan tentang alam semesta dan asal-usul makhluk hidup. Kesimpulan ini adalah bahwa keseluruhan alam semesta dan kehidupan itu sendiri diciptakan dengan menggunakan cetak biru informasi yang telah ada sebelumnya.

Kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan modern ini sungguh sangat bersesuaian dengan fakta tersembunyi yang tercantum dalam Alquran sekitar 14 abad yang lalu. Dalam Alquran, Kitab yang diturunkan kepada manusia sebagai Petunjuk, Allah menyatakan bahwa Lauhul Mahfuzh (Kitab yang terpelihara) telah ada sebelum penciptaan jagat raya. Selain itu, Lauhul Mahfuzh juga berisi informasi yang menjelaskan seluruh penciptaan dan peristiwa di alam semesta.

Lauhul Mahfuzh berarti “terpelihara” (mahfuzh), jadi segala sesuatu yang tertulis di dalamnya tidak berubah atau rusak. Dalam Alquran, ini disebut sebagai “Ummul Kitaab” (Induk Kitab), “Kitaabun Hafiidz” (Kitab Yang Memelihara atau Mencatat), “Kitaabun Maknuun” (Kitab Yang Terpelihara) atau sebagai Kitab saja. Lauhul Mahfuzh juga disebut sebagai Kitaabun Min Qabli (Kitab Ketetapan) karena mengisahkan tentang berbagai peristiwa yang akan dialami umat manusia.

Dalam banyak ayat, Allah menyatakan tentang sifat-sifat Lauhul Mahfuzh. Sifat yang pertama adalah bahwa tidak ada yang tertinggal atau terlupakan dari kitab ini:

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daupun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh). (QS. Al An'aam, 6:59)

Sebuah ayat menyatakan bahwa seluruh kehidupan di dunia ini tercatat dalam Lauhul Mahfuzh:

Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (QS. Al An'aam, 6:38)

Di ayat yang lain, dinyatakan bahwa “di bumi ataupun di langit”, di keseluruhan alam semesta, semua makhluk dan benda, termasuk benda sebesar zarrah (atom) sekalipun, diketahui oleh Allah dan tercatat dalam Lauhul Mahfuzh:

Kami tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Alquran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh). (QS. Yunus, 10:61)

Segala informasi tentang umat manusia ada dalam Lauhul Mahfuzh, dan ini meliputi kode genetis dari semua manusia dan nasib mereka:

(Mereka tidak menerimanya) bahkan mereka tercengang karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir: “Ini adalah suatu yang amat ajaib”. Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah (kami akan kembali lagi)?, itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin. Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi dari (tubuh-tubuh) mereka, dan pada sisi Kamipun ada kitab yang memelihara (mencatat). Sebenarnya, mereka telah mendustakan kebenaran tatkala kebenaran itu datang kepada mereka, maka mereka berada dalam keadaan kacau balau. (QS. Qaaf, 50:2-5)

Ayat berikut ini menyatakan bahwa kalimat Allah di dalam Lauhul Mahfuzh tidak akan ada habisnya, dan hal ini dijelaskan melalui perumpamaan:

Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Luqman, 31:27)

Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauhul Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah. (QS. Al Hajj, 22:70)

Jumat, 15 Juli 2011

Masuk Surga tanpa Hisab

     Ada tujuh puluh ribu orang yang akan masuk surga tanpa dihisab terlebih dulu pada hari Kiamat. Ini janji Allah, Imran bin Hasyim berkata bahwa Rasulullah bersabda, "Ada tujuh puluh ribu dari umatku yang akan masuk surga tanpa dihisab. "Para sahabat bertanya, "Siapa mereka, ya Rasul?" Nabi menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang tidak berobat dengan jampi-jampi, tidak mempercayai suara burung (tathayyur), tidak berobat dengan tusukan besi panas, dan kepada Allah-lah mereka bertawakal." (HR. Muslim dan Tarmidzi)

MENGENAL “AT-TATHAYYUR”


PENGERTIAN “AT-TATHAYYUR”

“At-Tathayyur” secara bahasa, adalah mashdar dari (kata) – تَطَيَّرَ – (Tathayyara)- asal mulanya diambil dari kata -الطَّيْرُ – (Ath-Thairu) (yang berarti burung) , karena bangsa Arab (sebelum datangnya Islam (1)) menentukan nasib sial dan nasib baik dengan menggunakan burung-burung, melalui cara yang telah mereka ketahui, yaitu dengan melepaskan seekor burung, kemudian dilihat apakah burung tersebut terbang ke kanan, ke kiri, ataukah terbang ke arah yang mendekati (kanan atau kiri). Jika (burung tersebut) terbang ke arah kanan dia pun berangkat (maju), (dan jika) terbang ke arah kiri, maka dia pun mundur (menahan diri untuk berangkat).
Adapun (“At-Tathayyur”) dalam istilah (syari’at) adalah merasa bernasib sial disebabkan karena sesuatu yang dilihat atau didengar, atau karena sesuatu yang diketahui (selain dari yang dilihat atau didengar).(2)

BEBERAPA CONTOHNYA
Berikut ini beberapa contoh “At-Tathayyur” berdasarkan beberapa sebabnya:

1. Karena sesuatu yang dilihat. (3)
misal: Seseorang melihat seekor burung, kemudian dia merasa dirinya akan mendapatkan kesialan karena (menurut anggapannya) burung tersebut membawa sial.

2. Karena sesuatu yang didengar.
misal: Seseorang telah berniat (melakukan) sebuah urusan, lalu dia mendengar seseorang mengatakan kepada orang lain (selain dirinya): “Hai si Rugi” atau “Wahai Orang Gagal”(4), kemudian dia merasa akan bernasib sial (mendapatkan kerugian atau kegagalan karena omongan orang tadi).

3. Karena sesuatu yang diketahui.
misal: Merasa sial dengan beberapa hari tertentu, bulan-bulan tertentu, atau tahun-tahun tertentu.
Contoh yang (ketiga) ini adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat dan tidak bisa didengar. (2)

BAHAYA “AT-TATHAYYUR”
“At-Tathayyur” dapat meniadakan “At-Tauhid ” dari dua sisi:
1. Pelaku “At-Tathayyur” telah menghilangkan tawakkalnya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, serta bersandar kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah satu-satunya tempat bergantung. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Ikhlas ayat ke-2 (yang artinya):
“Allah adalah Rabb yang bergantung kepadanya segala sesuatu.” (Al-Ikhlas:2)
dan perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيــــهِ
maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah (hanya) kepada-Nya” (Hud: 123)
2. Pelaku “At-Tathayyur” sesungguhnya bergantung kepada sesuatu yang tidak ada hakekatnya, bahkan hal itu hanya sebuah dugaan dan hayalannya saja (yang tidak layak untuk dijadikan tempat bergantung). Karena antara sesuatu yang dijadikan tathayyur dengan kejadian yang menimpanya tidak memiliki hubungan apa-apa (terkhusus hubungan sebab akibat). Bagaimana bisa belok kanannya burung menjadi penentu nasib baiknya seseorang, Hal ini jelas dapat merusak Tauhid seseorang, karena dapat memalingkan tawakkal kita kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala , ketika umat Islam di tuntut untuk beribadah dan beristi’anah (meminta pertolongan) hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala , Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman (yang artinya):
“Hanya kepada Engkaulah kami beribadah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” (Al-Fatihah: 4)
dan kita pun di tuntut untuk bertawakkal hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala saja, sebagaimana disebutkan pada surat Hud ayat ke-123 diatas. Sehingga Tawakkal adalah sebuah ibadah yang tidak boleh dipalingkan kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala. (2)
Perbuatan “At-Tathayyur” atau “Ath-Thiyarah”(5) haram untuk dilakukan, karena termasuk perbuatan syirik, sehingga dapat menghilangkan Tauhid seorang Muslim. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
الطِّيَارَةُ شِرْكٌ ـ الطِّيَارَةُ شِرْكٌ ( ثلاثا )

“Ath-Thiyarah adalah kesyirikan, ath-thiyarah adalah kesyirikan (3 kali).
(HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan selain mereka) (6)

CARA HILANGKAN “AT-TATHAYYUR”
Sebagaimana dijelaskan oleh Shahabat yang mulia ‘Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu dalam kelanjutan riwayat hadits di atas, bahwa “At-Tathayyur” atau “Ath-Thiyarah” dapat dihilangkan dengan “Tawakkal” kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala saja. Bergantung hanya kepada Allah i dalam rangka mendapatkan manfaat atau menolak mudharat, serta mengiringinya dengan usaha. Sehingga apapun yang menimpa kita baik berupa kesenangan, kesedihan, musibah, dan yang lainnya, kita yakini bahwa itu semua merupakan kehendak-Nya yang penuh dengan keadilan dan hikmah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah mengajarkan kepada kita (umat Islam) sebuah do’a:

اللَّهُمَّ لاَ خَيْرَ إِلاَّ خَيْرُكَ وَ لاَ طَيْرَ إِلاَّ طَيْرُكَ وَ لاَ إِلهَ غَيْرُكَ

“Ya Allah, tidaklah kebaikan itu datang kecuali dari-Mu, dan tidaklah kesialan itu datang kecuali dari-Mu, dan tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau.” (HR. Ahmad) (7)

Dengan mengetahui perkara tersebut, kita berharap bisa lebih berhati-hati dalam menyikapi suatu keyakinan-keyakinan yang tidak bersumber dari Al-Qur’an maupun Al-Hadits,
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjauhkan kita dari perbuatan dan keyakinan syirik. Amiin
Wallahu A’lamu bish_shawab

(Oleh: Abu Muhammad Abdul Hadi)

CATATAN KAKI:
(1) Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa di jaman ini masih ada orang yang memiliki keyakinan tersebut.
(2) Diringkas dari kitab “Al-Qaulul Mufid”, Bab: “Ma Ja-a fit-Tathayyur” , hal. 348 , Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah.
(3) Sesuatu yang dilihat itu bisa berupa binatang, seperti: burung, cicak, ular, dan lain sebagainya, atau selain binatang seperti: bintang, komet pohon dan lain sebagainya.
(4) Atau istilah lain yang menunjukkan kerugian dan kegagalan, seperti: “Wahai si Bangkrut”, dan lain sebagainya.
(5) “Ath-Thiyarah” adalah isim mashdar dari “At-Tathayyur” , maknanya sama.
(6) HR. Abu Dawud no.3910 , At-Tirmidzi no.1614, Ibnu Majah no.3538, Ahmad no.3687, 4194 , Ibnu Hibban no.6122 , Al-Hakim no.43 (1/64) dan yang lainnya. Al-Maktabah Asy-Syamilah 1.
(7) HR. Ahmad no.7045 , Al-Maktabah Asy-Syamilah 1.

DAFTAR PUSTAKA:
- Al-Qaulul Mufid, Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah
- Al-Maktabah Asy Syamilah 1 dan 2

Waktu yang mengantar ke Surga

     Hadist yang diriwayatkan Ibnu mas'ud menyebutkan, bahwa Nabi Muhammad suatu hari bersabda, "Barang siapa yang meninggal dunia bertepatan dengan berakhirnya Bulan Ramadhan, maka ia masuk surga. Barang siapa meninggal bertepatan dengan berakhirnya hari Arafah, maka ia akan masuk surga. Barang siapa meninggal dunia bertepatan ketika ia selesai bersedekah, maka ia akan masuk surga."

Dalam hal ini, waktu yang paling banyak mengantar kita ke surga adalah bersedekah..!!!

Malaikat Munkar dan Nakir

    Diriwayatkan oleh Ma'mar bin Amr bin Dinar dari Sa'id bin Ibrahim, dari Atha'bin Yasar, bahwa Nabi bersabda pada Umar bin Khattab, "Tiba-tiba datang malaikat Munkar dan Nakir yang suaranya menggelegar seperti halilintar, yang sorot matanya seperti kilat menyambar, yang rambutnya panjang sampai menyentuh tanah, yang tangannya memegang palu yang sangat berat sehingga tidak sanggup dibawa oleh penduduk bumi. "Riwayat Tirmidzi bahkan menyebut bahwa Munkar dan Nakir berkulit hitam kebiru-biruan.

Rabu, 13 Juli 2011

Bacaan dalam Sholat


Di Bawah ini adalah bacaan-bacaan sholat beserta artinya. Mudah-mudahan dengan tahu artinya bisa menambah kekhusyukan dalam sholat….

DOA IFTITAH

ALLAAHU AKBAR KABIIROO WAL HAMDU LILLAAHI KATSIIROO WASUBHAANALLAAHI BUKRATAW WAASHIILAA.

Allah Maha Besar, Maha Sempurna Kebesaran-Nya. Segala Puji Bagi Allah, Pujian Yang Sebanyak-Banyaknya. Dan Maha Suci Allah Sepanjang Pagi Dan Petang.

INNII WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATHOROS SAMAAWAATI WAL ARDHO HANIIFAM MUSLIMAW WAMAA ANA MINAL MUSYRIKIIN.

Kuhadapkan Wajahku Kepada Zat Yang Telah Menciptakan Langit Dan Bumi Dengan Penuh Ketulusan Dan Kepasrahan Dan Aku Bukanlah Termasuk Orang-Orang Yang Musyrik.

INNA SHOLAATII WANUSUKII WAMAHYAAYA WAMAMAATII LILLAAHIRABBIL ‘AALAMIIN.

Sesungguhnya Sahalatku, Ibadahku, Hidupku Dan Matiku Semuanya Untuk Allah, Penguasa Alam Semesta.

LAA SYARIIKA LAHUU WA BIDZAALIKA UMIRTU WA ANA MINAL MUSLIMIIN.

Tidak Ada Sekutu Bagi-Nya Dan Dengan Demikianlah Aku Diperintahkan Dan Aku Termasuk Orang-Orang Islam.

AL-FATIHAH

Senin, 11 Juli 2011

Rayulah Tuhanmu agar Engkau Bahagia

Tak selamanya Abu Nawas bersikap konyol. Kadang-kadang timbul kedalaman hatinya yang merupakan bukti kesufian dirinya. Bila sedang dalam kesempatan mengajar, ia akan memberikan jawaban-jawaban yang berbobot, sekalipun ia tetap menyampaikannya dengan cara yang ringan.

Seorang murid Abu Nawas, ada yang sering mengajukan dengan bermacam-macam pertanyaan. Tak jarang ia juga mengomentari ucapan-ucapan Abu Nawas, jika sedang memperbincangkan sesuatu. Ini terjadi saat Abu Nawas menerima tiga orang tamu yang mengajukan beberapa pertanyaan kepada Abu Nawas.

“Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar, atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” ujar orang yang pertama.

“Orang yang mengerjakan dosa kecil” jawab Abu Nawas.

“Mengapa begitu?” kata orang pertama mengejar.

“Sebab dosa kecil lebih mudah diampuni oleh Allah” ujar Abu Nawas. Orang pertama itupun manggut-manggut sangat puas dengan jawaban Abu Nawas.

Giliran orang kedua maju. Ia ternyata mengajukan pertanyaan yang sama,“Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar, atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” tanyanya.

“Yang utama adalah orang yang tidak mengerjakan keduanya” ujar Abu Nawas.

“Mengapa demikian?” tanya orang kedua lagi.

“Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu pengampunan Allah sudah tidak diperlukan lagi” ujar Abu Nawas santai. Orang kedua itupun manggut-manggut menerima jawaban Abu Nawas dalam hatinya.

Orang ketiga pun maju, pertanyaannya pun juga seratus persen sama. “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar, atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” tanyanya.

“Orang yang mengerjakan dosa besar lebih utama” ujar Abu Nawas.

“Mengapa bisa begitu?” tanya orang ketiga itu lagi.

“Sebab pengampunan Allah kepada hamba-Nya, sebanding dengan besarnya dosa hamba-Nya” ujar Abu Nawas kalem. Orang ketiga itupun merasa puas dengan argumen tersebut. Ketiga orang itupun lalu beranjak pergi.
***
Si murid yang suka bertanya, kontan berujar mendengar kejadian itu. “Mengapa pertanyaan yang sama bisa menghasilkan tiga jawaban yang berbeda, guru?” katanya tidak mengerti.

Abu Nawas tersenyum. “Manusia itu terbagi atas tiga tingkatan, yaitu : tingkatan mata, tingkatan otak (otak kiri), dan tingkatan hati / bathin (otak kanan)” jawab Abu Nawas.

“Apakah tingkatan mata itu?” tanya si murid.

“Seorang anak kecil yang melihat bintang di langit, ia akan menyebut bintang itu kecil, karena itulah yang tampak dimatanya,” jawab Abu Nawas memberi perumpamaan.

“Lalu, apakah tingkatan otak (otak kiri) itu?” tanya si murid lagi.

“Orang pandai yang melihat bintang di langit, ia akan mengatakan, bahwa bintang itu besar, karena ia memiliki pengetahuan” jawab Abu Nawas.
“Dan apakah tingkatan hati / bathin (otak kanan) itu?” tanya si murid lagi.

“Orang pandai dan paham yang melihat bintang di langit, ia akan tetap mengatakan, bahwa bintang itu kecil, sekalipun ia tahu yang sebenarnya bintang itu besar, sebab baginya tak ada satupun di dunia ini yang lebih besar dari Allah SWT” jawab Abu Nawas sambil tersenyum.Si murid pun mafhum. Ia lalu mengerti mengapa satu pertanyaan bisa mendatangkan jawaban yang berbeda-beda. Tapi si murid itu bertanya lagi.

“Wahai guruku, mungkinkah manusia itu menipu Tuhan?” tanyanya.

“Mungkin” jawab Abu Nawas santai menerima pertanyaan aneh itu.

“Bagaimana caranya?” tanya si murid lagi.

“Manusia bisa menipu Tuhan dengan merayu-Nya melalui pujian dan doa” ujar Abu Nawas.

“Kalau begitu, ajarilah aku doa itu, wahai guru,” ujar si murid antusias.

“Doa itu adalah,“'Ialahi lastu lil firdausi ahla, Wala Aqwa alannaril Jahimi, fahabli taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghafiruz dzambil adzimi.'” Artinya : Wahai Tuhanku, aku tidak pantas menjadi penghuni surga, tapi aku tidak kuat menahan panasnya api neraka. Sebab itulah terimalah tobatku dan ampunilah segala dosa-dosaku, sesungguhnya Kau lah Dzat yang mengampuni dosa-dosa besar.

NB :

Dari cerita abu nawas di atas dari satu pertanyaan yang di ajukan oleh murid nya dapat di jawab dengan tiga jawaban, disinilah tersirat sebuah makna kehidupan betapa berarti nya sebuah ilmu pengetahuan dan agama dalam menjalani kehidupan di dunia ini sebuah pemahaman dalam suatu permasalahan yang ada dapat kita selesaikan dengan baik dengan bekal ilmu yang kita miliki.

Betapa penting nya pengetahuan sampai hadist nabi menyebut kan :

"Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina"
Mengapa nabi harus menyebutkan negeri cina mengapa bukan negara lain nya?seperti arab,perancis,atau lain nya,kenapa harus cina? cina pun kita tahu merupakan sebuah negara komunis!!bukan negara islam...dan kenapa harus cina bahkan negara-negara yang lain nya banyak yang lebih maju dari cina seperti amerika jepang dan negara eropa lain nya....

Tidak mungkin nabi salah mengartikan atau mengucapkan pepatah tersebut...

Menurut pemahaman saya,cobalah kita lihat dari sisi lain negara tersebut negara yang memiliki populasi penduduk terpadat di dunia tersebut telah banyak menyimpan sebuah peradapan ribuan tahun lalu yang lebih maju baik dari segi bidang arsitektur, perdagangan, budaya maupun kehidupan dan sampai saat ini pun cina begitu berambisi untuk menguasai pasaran dunia melalui produk-produk buatan nya dari berbagai bidang...dan mungkin banyak lagi yang lain nya yang dapat kita ambil dari segi positif nya.

Di sini kita bukan untuk membicarakan atau membanggakan negeri tersebut namun di sini kita mencoba memahami bahwa untuk mendapat kan suatu ilmu tidak lah perlu kita memandang fisik dari negara , orang maupun komunitas lain nya sama dengan hal nya sebutir emas di kumbangan lumpur kalau memang emas itu sebuah ilmu yang sangat berharga haruslah kita ambil karena saya yakin emas akan tetap murni walau dia terletak di tempat kotor.

Dengan semakin luas ilmu yang kita dapatkan akan lebih baik dalam memahami dan menyelesaikan permasalan dan konflik dalam kehidupan kita dan kita lebih jeli dan lebih dewasa dalam berjuang di dunia ini.

Apapun ilmu yang kita pelajari, apapun ilmu yang kita cari, raih dan gapailah semua karena agama telah menetapkan kita menjadi khalifah di dunia ini,karena itu untuk dapat untuk menjadi khalifah yang sejati harus lah kita isi dada ini dengan ilmu pengetahuan baik bersifat formal maupun non formal lebih-lebih ilmu agama agar kita dapat lebih memahami hakeket diri dan tuhan kita.

Dengan bertambah nya pengetahuan yang kita miliki baik pengetahuan agama dan pengetahuan umum kita akan lebih memahami petunjuk -petunjuk yang di beri oleh Allah swt seperti yang di tuliskan Al quran agar di kehidupan ini dapat di capai seperti yang di arahkan alquran terhadap kita untuk dapat kebahagian dan kedamaian dalam hidup ini.

Jadi,kesimpulan di atas kita akan lebih dekat dengan tuhan jika kita lebih bisa memahami petunjuk-petunjuk nya dan jika itu terjadi kita akan selamat dan damai dan tidak ada salah nya mulai detik ini kita belajar dan berjuang untuk menggapai tuhan semoga pemahaman tentang tuhan akan lebih baik dan allah akan memberikan mu rahmat dalam kehidupan kita.

semoga bermamfaat.

sumber ; gallerydunia

Tanda seseorang cinta kepada Allah



Cinta adalah sebuah kata yang memiliki sejuta makna dari mereka yang sedang mengalaminya. Cinta lahir sebagai wujud kasih sayang Tuhan kepada makhluk-Nya. Jadi bisa dikatakan bahwa cinta itu anugerah dari Sang Maha Pecinta. Namun sudahkah kita cinta kepada Dzat yang memberikan anugerah cinta? Berikut ini adalah tanda-tanda dari seseorang yang cinta kepada Allah atas anugerah cinya yang dikaruniakanNya;

1. Katsrah Adz-Dzikir (banyak berdzikir)
Hadith : Dari Abu Darda ra berkata Rasulullah SAW bersabda :
"Allah benar-benar akan membangkitkan segolongan manusia pada hari kiamat, di wajah mereka ada cahaya dan mereka berada di atas mimbar-mimbar dari mutiara. Mereka itu bukan para nabi dan syuhada tapi manusia iri kepadanya."
Ada seorang arab yang berdiri di atas lututnya dan bertanya :"Wahai Rasulullah, beritahukanlah sifat-sifat mereka agar kami mengenal mereka." Beliau menjawab: "Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, berasal dari kabilah yang berbeza, dari negeri yang berbeza, mereka berkumpul untuk berdzikir kepada Allah". (Riwayat Ath-Thabrani).

2. Al-I’jaab (kagum)
Dalam hubungan cinta kepada Allah, kita sentiasa mengagumi ke-Maha Besar-an Allah SWT misalnya lewat ciptaanNya yang beraneka ragam bentuk.

3. Ar-Ridhaa (rela)
Rela meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah dan menjalankan apa yang diperintahkanNya, meski itu tidak enak. Dan yakinlah bahwa apa yang dilarang Allah pasti ada sebabnya. Ciri cinta yang lain adalah ketika hati kita rela dengan yang dicintai dan juga rela berkorban bagi yang dicintainya. "Mereka bersumpah kepada kamu dengan (nama) Allah untuk mencari keridhaanmu, padahal Allah dan rasul-Nya Itulah yang lebih patut mereka cari keridhaannya jika mereka adalah orang-orang yang mukmin". (QS At Taubah :62)

4. At-Tadhhiyah (siap berkorban/pengorbanan)
Pengorbanan kita kepada Allah ditunjukkan dengan apa? Apakah kita sudah berqurban? Contoh kisah pengorbanan ini adalah kisah Nabi Ibrahim ketika diminta menyembelih anaknya Nabi Ismail. Sekarang kembali lagi kepada kita, sudahkah kita berkorban baik itu jiwa, raga maupun harta di jalan Allah. Karena mencintai Allah dan Rasul-Nya akan melahirkan sikap rela berkorban karena berkorban adalah konsekuensi dari rasa cinta kepada sesuatu.

"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya Karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya".(QS Al Baqarah:207)

5. Al-Khauf (takut)
Takut disini adalah takut hanya kepada Allah. Tidak ada yang lain.. Ketika menghadapi kemungkaran janganlah kita takut untuk menghadapinya. Takutlah hanya kepada Allah dan hadapilah itu baik dengan lisan maupun dengan tangan. Contoh lainnya adalah takut kepada Allah kerana mempunyai harapan agar mengabulkan doa kita dan kerananya kita senantiasa merasa cemas apakah Allah mengabulkan doa kita.

6. Ar-Rajaa (mengharap/ penuh harapan)
Cinta juga diwujudkan dalam bentuk mengharap kepada sesuatu yang dicintainya tersebut. Harapan kepada Allah melalui doa biasanya dilakukan kerana ada sesuatu keinginan yang perlu disampaikan kepada yang dicintai yaitu Allah. Misalnya adalah mengharap rizki yang cukup dan barokah.

7. Ath-Thaa’ah (mentaati)
Mentaati yang dicintai juga adalah bukti cinta kita kepada Allah SWT. Kecintaan kita kepada Allah haruslah membawa kita pada ketaatan kepada-Nya. Rela meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah dan menjalankan apa yang diperintahkanNya..

sumber ; gallerydunia

Pencipta Bukanlah Yang Dicipta



"KALAU SELURUH JAGAT RAYA INI DICIPTAKAN TUHAN,...
LALU SIAPAKAH YANG MENCIPTAKAN TUHAN?"

Seorang ateis mengungkapkan pertanyaan ini dengan sangat bangga seolah-olah pertanyaan tersebut orisinil dari hasil kecemerlangan otaknya, sambil sesumbar bahwa pertanyaan tersebut menjadi salah satu bukti kemenangan ateisme atas agama Tuhan. Benarkah demikian?

Tentu tidak samasekali. Kesalahan pertama adalah ketika ateis menyangka bahwa pertanyaan tersebut orisinil dari otak mereka. Padahal pertanyaan tersebut sebenarnya merupakan pertanyaan alamiah yang bisa muncul pada setiap orang.
Orang beriman telah menemukan jawabannya, namun ternyata ateis baru bertanya-tanya. Alih-alih mereka bangga memiliki pertanyaan "cerdas", ternyata mereka ketinggalan jauh, karena jawabannya sangat mudah bahkan tanpa harus mengernyitkan dahi, mau tau jawabannya?

Kalau ateis menyangka pertanyaan tersebut tidak ada jawabannya, mereka salah besar. Yang terjadi sebenarnya ada dua kemungkinan :

Dia tidak mau menerima jawaban tersebut (dikarenakan kesombongannya).
Kapasitas otaknya tidak cukup memadai untuk menalar permasalahan yang sepele ini.
Mari kita sejenak pelajari pertanyaan tersebut.

Masalah "Tuhan Pencipta (creator)" dan "Makhluk yang Diciptakan (creature)" sebenarnya bersandar pada sebuah premis umum:

"PENCIPTA (CREATOR)" BUKANLAH "YANG DICIPTA (CREATURE)"

Premis umum semacam ini bukan sesuatu yang harus dibuktikan karena merupakan alur logika alamiah akal manusia. Sama halnya dengan pernyataan"awal" bukanlah "kemudian" atau peryataan "tinggi" bukanlah "tidak tinggi".

Namun demikian ada saja ateis yang agak lamban berfikir bertanya lagi, "Apa buktinya bahwa creator bukanlah creature?" Tentu tidak ada gunanya meladeni pertanyaan kurang akal semacam ini. Karena yang dia butuhkan bukan jawaban melainkan latihan menghafal bahwa kiri bukan kanan, bahwa jauh bukan dekat, dst.

Dan bagi ateis yang menerima premis tersebut ternyata semuanya gagal menghubungkannya dengan masalah yang dia tanyakan sendiri. Padahal tinggal mengganti kata creator dengan kata Tuhan, jawaban pertanyaan "cerdas" mereka langsung terjawab tuntas.

Creator bukanlah creature diganti menjadi Tuhan bukanlah creature atau dengan kata lain "Tuhan pencipta" bukanlah "Makhluk yang diciptakan". Sehingga jawaban yang benar dari pertanyaan "Siapakah Yang Menciptakan Tuhan" adalah

"TUHAN TIDAK DICIPTAKAN" KARENA JIKA ADA SESUATU YANG DICIPTAKAN MAKA DIA BUKANLAH TUHAN."
Pernyataan terakhir ini sama persis dengan pernyataan berikut, "Awal tidak didahului oleh sesuatu" karena jika ada sesuatu yang didahului oleh yang lain maka dia bukanlah awal atau tidak bisa disebut awal.

Nah jelaskan bahwa pertanyaan yang diagul-agulkan oleh ateis yang katanya tak ada jawabannya ternyata sangat mudah menjawabnya?

sumber ; gallerydunia

Minggu, 10 Juli 2011

Dilarank Miskin

Dilarank miskin,
Dari judulnya aja sudah jelas, bawasannya Miskin itu Dilarank.!!!
Terlahir miskin adalah bukan salah anda, namun mati dalam keadaan miskin itu bisa jadi kesalahan anda yang terbesar.
Manusia diciptakan Allah SWT dengan segala kesempurnaanya...

  • Diberi anggota badan yang sangat sempurna, dari ujung rambut sampai ujung kaki, dan satu sama lain mengambil peranannya sendiri - sendiri salink lengkap - melengkapi. Walaupun saya botax namun menurut 99% wanita di dunia ini botax itu sexi dan saya termasuk di dalamnya hahahahaa, okay bercandanya sudah dulu, lanjut..... 
  • Dilengkapi akal pikiran yang tentunya tidak dimiliki oleh ciptaan lainnya contohnya hewan dan tumbuh - tumbuhan, fungsinya jelas buat mikir dan merasakan, karena sebenarnya pikiran dan perasaan pengolahannya di otak kita bukan dihati kita. (setuju gak, kalok gak setuju artinya anda butuh private pelajaran biologi tentang anatomi tubuh heheee). 
  • Dengan kekayaan, kita bisa menolong sesama, membangun fasilitas-fasilitas umum dan lain sebagainya, tentunya sebagai jalan kita untuk bekal di akhirat nanti. Saya ambil contoh : ada seorang peminta-minta mendekati anda, tolong pak sudah tiga hari perut saya belum kemasukan makanan, bukankah dengan sejumlah uang yang kita berikan kepada si peminta-minta tadi untuk membeli makanan bisa langsung dirasakan manfaatnya, dari pada oiyaa pak nanti saya doakan supaya bapak mendapat rezeki untuk membeli makanan,...heheheee ada-ada saja. 
  • Bukankah tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. 
  • Uang memang bukan segala-galanya, namun segala-galanya butuh uang, dan saya rasa anda setuju. 
  • Bersyukur, Berusaha, dan mintalah kepada Allah SWT. karena Dia lah sebaik-baiknya pemberi rezeki. 
  • So tanamkan pada pikiran anda sekarank juga bahwa "Seorang muslim kudu Kaya." 

adagalihdimari~salam action

Shaum atau Puasa

“Semua amal perbuatan Bani Adam menyangkut dirinya pribadi kecuali shaum. Sesungguhnya shaum itu untukKu, dan karena itu Akulah yang langsung membalasnya.” [HQR Syaikhani, Nasa'I dan Ibnu Hibban bersumber dari Abu Khurairah]

Begitu istimewanya nilaishaum menurut Allah. Mengapa? Shaum adalah bukti nyata sebuah keimanan, sebagai pancaran pada diri Anda bahwa Anda mempercayai Allah dan Anda percaya jika Allah Maha Melihat. Anda tidak bisa membohongi diri sendiri dengan pura-pura shaum karena Allah Maha Mengetahui.

Shaum adalah bukti iman Anda. Shaum adalah bukti kekuatan Anda menahan segala macam godaan syahwat yang sebenarnya halal. Selama shaum Anda tidak boleh makan, padahal makananan yang tersedia di rumah halal. Selama shaum Anda tidak boleh berhubungan dengan istri/suami padahal halal. Itu semua Anda lakukan meskipun tanpa pengawasan manusia. Yang Anda yakini hanyalah pengawasan dari Allah langsung.

Mengapa kekuatan ini tidak kita aplikasikan untuk hal lain? Kita bisa mengaplikasikan kekuatan ini bukan hanya menahan hawa nafsu terhadap hal-hal yang membatalkan shaum saja. Kita juga bisa menahan hawa nafsu kita terhadap kemalasan kita berusaha untuk memperbaiki diri. Hawa nafsu kemalasan untuk berbuat bagi orang lain. Hawa nafsu kemalasan untuk mengejar prestasi yang tinggi.

Masih banyak yang kalah oleh hawa nafsu ingin bersantai-santai saja. Hawa nafsu membuang waktu percuma hanya untuk perbuatan yang kurang bermanfaat. Hawa nafsu hidup dalam kehidupan hedonisme, hanya untuk bersenang-senang saja. Hawa nafsu angan-angan saja tanpa aksi.

Saudaraku, sesungguhnya kita semua memiliki kekuatan luar biasa untuk mengalahkan hawa nafsu itu semua. Itu semua sudah kita bukti pada shaum-shaum yang selalu kita lakukan setiap tahunnya. Semoga keberhasilan kita berpuasa pada bulan yang lalu, kemenangan kita melawan hawa nafsu pada Ramadhan yang lalu selalu menjadi inspirasi
hidup kita selanjutnya.

Shaum adalah pembuktian diri bahwa kita bisa taat jika kita mau. Kita terbiasa menahan lapar seharian. Kita biasa tilawah yang banyak, kita biasa shalat malam, dan terbiasa mengerjakan berbagai amal kebaikan lainnya. Semoga kita, Anda dan juga saya, bisa menjaga konsitensi ini untuk 11 bulan lainnya juga.

Shaum juga sebuah pembuktian diri bahwa kita sanggup untuk disiplin. Sanggup untuk menderita diawal demi mencapai kemenangan. Rasa sosial kita menjadi lebih tinggi sehingga kita memiliki motivasi lebih besar untuk memberikan kontribusi kepada sesama. Kontribusi kepada sesama adalah salah satu motivasi terbesar dan tidak pernah habis terutama jika diniatkan karena Allah semata.

Dan kita terbukti mampu melakukannya.

Harta Ghulul

Pengertian :

Harta Ghulul adalah harta yang diperoleh oleh pejabat (pemerintah atau swasta) melalui kecurangan atau tidak syar’i, baik yang diambil harta negara maupun masyarakat.
Barangsiapa yang berbuat curang, pada hari kiamat ia akan datang membawa hasil kecurangannya.
(Ali-Imran 161).

sumber; hayatul islam

Kenikmatan Dunia dan Kenikmatan Akhirat

     Kehidupan dunia bagaikan air yang menempel pada ujung jari manusia ketika ia memasukan jarinya ke dalam lautan yang luas. Sedangkan kehidupan akhirat bagaikan sisa air yang ada di lautan luas itu. Inilah gambaran yang diterangkan Nabi Muahammad saw. tentang perbandingan antara kenikmatan dunia dengan kenikmatan akhirat. Sebagaimana yang dilansir melalui sabdanya, "Demi Allah, sesungguhnya dunia dibandingkan akhirat adalah seperti jika seseorang di antara kalian memasukkan jarinya pada lautan, maka hendaklah ia berfikir kemana ia akan kembali." (HR.Muslim)
     Kehidupan dunia sebagaimana dalam sabdanya yang terekam dalam Sunan at-Turmudzi, "Seperti orang yang berkelana yang berteduh di bawah sebuah pohon, kemudian ia beristrirahat lalu meninggalkan pohon itu."

Rahasia dibalik nama Almasih Dajjal

     Almasih Dajjal adalah sosok yang paling berbahaya, yang muncul di akhir jaman untuk mengajak ingkar kepada Allah dan Rasull-Nya. Ia diberi nama "Almasih" karena memiliki satu mata yang terhapus. Almasih berarti orang yang salah satu bagian wajahnya terhapus, tak bermata dan tak berpenutup. Sedangkan nama "Dajjal" berarti menutupi kebenaran dengan kebatilan. Artinya ia menutupi kebenaran dengan dusta. Ia mengelabui semua penduduk di muka bumi ini.

sumber; tim majalah hidayah

Sebab turunnya Rezeki

Akhir-akhir ini banyak orang yang mengeluhkan masalah penghasilan atau rizki, entah karena merasa kurang banyak atau karena kurang berkah. Begitu pula berbagai problem kehidupan, mengatur pengeluaran dan kebutuhan serta bermacam-macam tuntutannya. Sehingga masalah penghasilan ini menjadi sesuatu yang menyibukkan, bahkan membuat bingung dan stress sebagian orang. Maka tak jarang di antara mereka ada yang mengambil jalan pintas dengan menempuh segala cara yang penting keinginan tercapai. Akibatnya bermunculanlah koruptor, pencuri, pencopet, perampok, pelaku suap dan sogok, penipuan bahkan pembunuhan, pemutusan silaturrahim dan meninggal kan ibadah kepada Allah untuk mendapatkan uang atau alasan kebutuhan hidup.

Mereka lupa bahwa Allah telah menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya sebab-sebab yang dapat mendatangkan rizki dengan penjelasan yang amat gamblang. Dia menjanjikan keluasan rizki kepada siapa saja yang menempuhnya serta menggunakan cara-cara itu, Allah juga memberikan jaminan bahwa mereka pasti akan sukses serta mendapatkan rizki dengan tanpa disangka-sangka.

Diantara sebab-sebab yang melapangkan rizki adalah sebagai berikut:

Takwa Kepada Allah
Takwa merupakan salah satu sebab yang dapat mendatangkan rizki dan menjadikannya terus bertambah. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman, artinya, “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya.” (At Thalaq 2-3)

Setiap orang yang bertakwa, menetapi segala yang diridhai Allah dalam segala kondisi maka Allah akan memberikan keteguhan di dunia dan di akhirat. Dan salah satu dari sekian banyak pahala yang dia peroleh adalah Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dalam setiap permasalahan dan problematika hidup, dan Allah akan memberikan kepadanya rizki secara tidak terduga. Imam Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah di atas, “Yaitu barang siapa yang bertakwa kepada Allah dalam segala yang diperintahkan dan menjauhi apa saja yang Dia larang maka Allah akan memberikan jalan keluar dalam setiap urusannya, dan Dia akan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari jalan yang tidak pernah terlintas sama sekali sebelumnya.”

Allah swt juga berfirman, artinya, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A'raf:96)

Istighfar dan Taubat
Termasuk sebab yang mendatang kan rizki adalah istighfar dan taubat, sebagaimana firman Allah yang mengisahkan tentang Nabi Nuh Alaihissalam , “Maka aku katakan kepada mereka:”Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun” niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh:10-12) Al-Qurthubi mengatakan, “Di dalam ayat ini, dan juga dalam surat Hud (ayat 52,red) terdapat petunjuk bahwa istighfar merupakan penyebab turunnya rizki dan hujan.”

Ada seseorang yang mengadukan kekeringan kepada al-Hasan al-Bashri, maka beliau berkata, “Beristighfarlah kepada Allah”, lalu ada orang lain yang mengadukan kefakirannya, dan beliau menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah”. Ada lagi yang mengatakan, “Mohonlah kepada Allah agar memberikan kepadaku anak!” Maka beliau menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah”. Kemudian ada yang mengeluhkan kebunnya yang kering kerontang, beliau pun juga menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah.” Maka orang-orang pun bertanya, “Banyak orang berdatangan mengadukan berbagai persoalan, namun anda memerintahkan mereka semua agar beristighfar.” Beliau lalu menjawab, “Aku mengatakan itu bukan dari diriku, sesungguhnya Allah swt telah berfirman di dalam surat Nuh, (seperti tersebut diatas, red)

Istighfar yang dimaksudkan adalah istighfar dengan hati dan lisan lalu berhenti dari segala dosa, karena orang yang beristighfar dengan lisannnya saja sementara dosa-dosa masih terus dia kerjakan dan hati masih senantiasa menyukainya maka ini merupakan istighfar yang dusta. Istighfar yang demikian tidak memberikan faidah dan manfaat sebagaimana yang diharapkan.

Tawakkal Kepada Allah
Allah swt berfirman, artinya, “Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. 65:3) Nabi saw telah bersabda, artinya, “Seandainya kalian mau bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya maka pasti Allah akan memberikan rizki kepadamu sebagaimana burung yang diberi rizki, pagi-pagi dia dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.” (HR Ahmad, at-Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani)

Tawakkal kepada Allah merupakan bentuk memperlihatkan kelemahan diri dan sikap bersandar kepada-Nya saja, lalu mengetahui dengan yakin bahwa hanya Allah yang memberikan pengaruh di dalam kehidupan. Segala yang ada di alam berupa makhluk, rizki, pemberian, madharat dan manfaat, kefakiran dan kekayaan, sakit dan sehat, kematian dan kehidupan dan selainnya adalah dari Allah semata.

Maka hakikat tawakkal adalah sebagaimana yang di sampaikan oleh al-Imam Ibnu Rajab, yaitu menyandarkan hati dengan sebenarnya kepada Allah Azza wa Jalla di dalam mencari kebaikan (mashlahat) dan menghindari madharat (bahaya) dalam seluruh urusan dunia dan akhirat, menyerahkan seluruh urusan hanya kepada Allah serta merealisasikan keyakinan bahwa tidak ada yang dapat memberi dan menahan, tidak ada yang mendatangkan madharat dan manfaat selain Dia.

Silaturrahim
Ada banyak hadits yang menjelaskan bahwa silaturrahim merupakan salah satu sebab terbukanya pintu rizki, di antaranya adalah sebagai berikut: -Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, artinya, ” Dari Abu Hurairah ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah menyambung silaturrahim.” (HR Al Bukhari)

Sabda Nabi saw, artinya, “Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, ” Ketahuilah orang yang ada hubungan nasab denganmu yang engkau harus menyambung hubungan kekerabatan dengannya. Karena sesungguhnya silaturrahim menumbuhkan kecintaan dalam keluarga, memperbanyak harta dan memperpanjang umur.” (HR. Ahmad dishahihkan al-Albani)

Yang dimaksudkan dengan kerabat (arham) adalah siapa saja yang ada hubungan nasab antara kita dengan mereka, baik itu ada hubungan waris atau tidak, mahram atau bukan mahram.

Infaq fi Sabilillah
Allah swt berfirman, artinya, “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba':39)

Ibnu Katsir berkata, “Yaitu apapun yang kau infakkan di dalam hal yang diperintahkan kepadamu atau yang diperbolehkan, maka Dia (Allah) akan memberikan ganti kepadamu di dunia dan memberikan pahala dan balasan di akhirat kelak.”

Juga firman Allah yang lain, artinya, “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. 2:267-268)

Dalam sebuah hadits qudsi Rasulullah saw bersabda, Allah swt berfirman, “Wahai Anak Adam, berinfaklah maka Aku akan berinfak kepadamu.” (HR Muslim)

Menyambung Haji dengan Umrah
Berdasarkan pada hadits Nabi Shalallaahu alaihi wasalam dari Ibnu Mas’ud Radhiallaahu anhu dia berkata, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya, “Ikutilah haji dengan umrah karena sesungguhnya keduanya akan menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana pande besi menghilangkan karat dari besi, emas atau perak, dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.” (HR. at-Tirmidzi dan an- Nasai, dishahihkan al-Albani) Maksudnya adalah, jika kita berhaji maka ikuti haji tersebut dengan umrah, dan jika kita melakukan umrah maka ikuti atau sambung umrah tersebut dengan melakukan ibadah haji.

Berbuat Baik kepada Orang Lemah
Nabi saw telah menjelaskan bahwa Allah akan memberikan rizki dan pertolongan kepada hamba-Nya dengan sebab ihsan (berbuat baik) kepada orang-orang lemah, beliau bersabda, artinya, “Tidaklah kalian semua diberi pertolongan dan diberikan rizki melainkan karena orang-orang lemah diantara kalian.” (HR. al-Bukhari) Dhu’afa’ (orang-orang lemah) klasifikasinya bermacam-macam, ada fuqara, yatim, miskin, orang sakit, orang asing, wanita yang terlantar, hamba sahaya dan lain sebagainya.

Serius di dalam Beribadah
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, dari Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman, artinya, “Wahai Anak Adam Bersungguh-sungguhlah engkau beribadah kepada Ku, maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kecukupan dan Aku menanggung kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukan itu maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kesibukan dan Aku tidak menanggung kefakiranmu.”

Tekun beribadah bukan berarti siang malam duduk di dalam masjid serta tidak bekerja, namun yang dimaksudkan adalah menghadirkan hati dan raga dalam beribadah, tunduk dan khusyu’ hanya kepada Allah, merasa sedang menghadap Pencipta dan Penguasanya, yakin sepenuhnya bahwa dirinya sedang bermunajat, mengadu kepada Dzat Yang menguasai Langit dan Bumi.

Dan masih banyak lagi pintu-pintu rizki yang lain, seperti sholat dhuha, hijrah, jihad, bersyukur, menikah, bersandar kepada Allah, meninggalkan kemaksiatan, istiqamah serta melakukan ketaatan, yang tidak dapat di sampaikan secara lebih rinci dalam lembar yang terbatas ini. Mudah-mudahan Allah memberi kan taufik dan bimbingan kepada kita semua. Aamiin.

Sabtu, 09 Juli 2011

Biodata Iblis

Nama : Iblis
Kedudukan : Pemimpin tertinggi syetan jin dan syetan manusia.
Gelar : Laknatullahi'alaihi (semoga Allah melaknatnya)
Lahir : Sebelum Nabi Adam alaihissalam diciptakan

Tempat Tinggal : Tempat-tempat yang kotor, WC, dan rumah-rumah manusia yang terdapat gambar & patung, serta rumah yang tidak disebutkan Nama Allah Azza Wajalla ketika orang memasukinya. (baca : Tempat Mangkal Favorit Syetan)

Kemampuan : Tidak dapat mengetahui yang Ghaib, namun ia dapat berubah bentuk menyerupai wujud manusia, hantu, anjing hitam, ular atau wujud lainnya.

Agama : Kafir

Ciri2 Sosok dan Rupa : Ghaib, ia dan keturunannya tidak mudah dilihat. “Sesungguhnya ia (syetan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (Lihat QS.Al-A’raf: 27)

Sifat : Sombong.
"Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?’ Iblis menjawab, ‘Aku lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan aku dari api sedang Engkau ciptakan dia dari tanah’ (Lihat QS.Al-A’raf: 12)

Bahasa: Dapat mengetahui semua bahasa manusia, punya kemampuan membaca, memahami, berbicara dan Berkomunikasi tanpa menggunakan aksen asing.

Juru Bicara: Paranormal, Dukun, dan penyebar ideologi-ideologi sesat.
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki diantara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki diantara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.” (Al-Jin: 6) (Lihat Qa’idah ‘Azhimah, hal. 152)

Asisten : Para wanita yang menampakkan aurat nya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda “Wanita itu adalah aurat, apabila ia keluar rumah maka syaitan menghias-hiasinya (membuat indah dalam pandangan laki-laki sehingga ia terfitnah)”. (HR. At Tirmidzi, dishahihkan dengan syarat Muslim oleh Asy Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi`i dalam Ash Shahihul Musnad, 2/36).

Masa Jabatan: Sampai hari kiamat. Iblis pernah memohon: "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan" (Lihatlah QS.Shaad:79)

Kaki Tangan : Orang kafir, Fasiq, Murtad, dan Munafiq. Orang-orang boros adalah saudara-saudara syaithan" (Lihat QS.Al-Isra:27).

Kekasih di Dunia: Para penjudi, peminum khamr, pezina dan mereka-mereka yang bermaksiat kepada Allah Ta'ala. "Sesungguhnya syetan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari menegerjakan perkerjaan itu". (QS.Al-Maa’idah:91)

Musuh utama: Para Nabi dan Ulama yang memikul tugas kenabian.
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh yaitu syetan-syetan manusia dan jin sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yg lain perkataan-perkataan yg indah-indah utk menipu” (Lihat QS.Al-An’am:112).

Musuh Umum: Setiap orang mu'min.
"Maka kami berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka". (Lihat QS.Thaha:117)

Hobby : Berbuat keji, merusak dan menjerumuskan manusia dan Jin ke dalam kekufuran dan menyesatkan mereka sejauh-jauhnya. "Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, Maka Sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar" (Lihat QS.An-Nur: 21)

Cita-Cita: Menjadikan seluruh manusia dan jin menjadi sesat dan kafir dan menjadi pengikutnya.

Tujuan Hidup : Menggiring manusia ke dalam neraka. Iblis pernah bersumpah: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus" (Lihat QS.Al-A'raf:16).

Makanan dan minuman Favorit : makanan dan minuman yang tidak disebutkan nama Allah 'aza wajalla atasnya. “Sesungguhnya setan ikut makan dengan orang yang tidak menyebut nama Allah (didalam makan & minumnya).” (HR. Muslim 6/107)

Jika seseorang makan dan mengucapkan bismillah, maka syetan berkata: ‘Tidak ada kesempatan menginap dan bersantap malam’.” (Nashihatii li Ahlis Sunnah Minal Jin)
sumber; gallerydunia.com