Pages

Selasa, 07 Februari 2012

Perencanaan Keselamatan Kerja - Proyek Jalan

Perencanaan jauh ke depan demi keselamatan pada pekerjaan jalan bukanlah membuang waktu. Hal ini adalah bagian penting yang positif pada pekerjaan jalan. Ada beberapa langkah kunci dalam proses ini dan dengan pertimbangan cermat, dapat merancang, melaksanakan, dan mengelola lokasi pekerjaan yang berkeselamatan. Kontraktor sebaiknya menunjuk seorang ahli teknik yang bertanggung jawab atas keselamatan jalan di lokasi pekerjaan. Ahli teknik tersebut harus membuat RMLL — rencana yang memperlihatkan rambu yang tepat, delineator, kerucut lalu lintas, pagar keselamatan, dan berbagai perangkat pengendalian lalu lintas yang akan digunakan ditiap tahap pekerjaan. Perincian RMLL akan dijelaskan di bagian berikutnya. Menyusun RMLL perlu pengetahuan dan pengalaman. Tidak hanya sekedar “ambil-salin” dari internet atau memfotokopi dari suatu manual. Setiap lokasi memerlukan perhatian penuh dan detail karena tidak ada lokasi proyek yang sama. Berbagai hal, seperti geometri vertikal dan horizontal, volume lalu lintas, kecepatan, guna lahan sisi jalan, dan durasi pekerjaan, semuanya membuat setiap lokasi proyek unik.
                                A - B - C - D - E


Namun, ada beberapa faktor umum di
semua proyek — dengan mengikuti langkah-langkah kunci, dapat mengumpulkan semua informasi yang diperlukan untuk menyusun RMLL yang efektif dan berkeselamatan.

Langkah 1: Tentukan kategori pekerjaan jalan
Pekerjaan jalan terbagi dalam dua kategori :
  • Pekerjaan jangka panjang
  • Pekerjaan jangka pendek (stasioner atau berpindah)
RMLL untuk pekerjaan jangka panjang di jalan yang sibuk dengan kecepatan tinggi menuntut perhatian lebih daripada (misalnya) pekerjaan jangka pendek stasioner di jalan arteri di wilayah perkotaan. Untuk pekerjaan jangka pendek, salah satu diagram di Bagian D cukup memadai jika dipelajari dengan cermat. Untuk pekerjaan jangka panjang, semua diagram di Bagian D juga memberikan pedoman yang bermanfaat, namun perlu lebih dicermati dalam mendetilkan karena durasi perkerjaan dan rambu/delineator/pagar keselamatan akan terpasang siang dan malam.

Langkah 2: Tentukan tahapan pekerjaan
Mulailah dengan memikirkan bagaimana lalu lintas di lokasi pekerjaan jalan akan diatur. Berikut ini terdapat beberapa pilihan :
- melintasi area kerja dengan kondisi lalu lintas dikontrol penuh, atau
- melewati area kerja dengan lintasan di sebelah area kerja tapi tanpa menyentuh area kerja
- pergerakan mengelilingi area kerja dengan detour/pengalihan lalu lintas ke jalur sementara atau jalan eksisting, atau
- jalan ditutup pada periode-periode pendek saat pekerjaan berlangsung.
Menetapkan penahapan pekerjaan jalan sangat penting dalam keselamatan jalan. Manajer Proyek dianjurkan agar benar-benar memperhitungkan penahapan proyek yang berkeselamatan. Penahapan pekerjaan jalan akan berpengaruh besar pada keselamatan jalan. Ahli teknik yang bertanggung jawab atas keselamatan pekerjaan jalan harus berkomunikasi dengan Manajer Proyek untuk menentukan tahapan pekerjaan. Hal ini sangat penting — berdasarkan penahapan pekerjaan, penyiapan RMLL dapat menjadi tugas sederhana atau justru sangat kompleks. Dan berdasarkan pada penahapan pekerjaan, biaya penyediaan rambu/perangkat pengendalian lalu lintas yang dibutuhkan mungkin rendah (satu area kerja) atau justru menjadi sangat tinggi (banyak area kerja). Misalnya, jika suatu jalan yang cukup panjang akan diperbaiki, sebaiknya pekerjaan dimulai di salah satu ujungnya dan berlanjut ke ujung yang lain. Satu tahap diselesaikan sebelum tahap berikutnya dimulai. Pengemudi/pengendara hanya akan menghadapi satu lokasi kerja — meminimalkan risiko lokasi kerja. Sebaliknya, jika diputuskan untuk melakukan
pekerjaan yang sama pada sejumlah lokasi yang terpisah, para pengguna jalan akan menghadapi
beberapa lokasi pekerjaan. Akan ditemui lokasi pekerjaan yang putus-sambung, putus-sambung, dan putus-sambung lagi di sepanjang jalan itu. Penahapan pekerjaan semacam ini memerlukan lebih banyak sumber daya pada proyek dalam rangka perambuan yang benar dan mencukupi. Penahapan semacam ini juga menempatkan pengguna lebih terpapar terhadap konflik yang potensial. Perencanaan detail tahapan pekerjaan jalan harus menjadi prioritas awal dalam pelaksanaan pekerjaan.

                                 1 - 2
Keterangan
1. Risiko Tinggi — 15 km jalan antar kota eksisting diduplikasi. Terdapat enam area kerja yang mengambil bagian jalan pada beberapa lokasi secara bersamaan. Pengguna jalan akan menghadapi banyak lokasi kerja.
2. Risiko Rendah — 15 km jalan antar kota eksisting diduplikasi. Terdapat hanya satu lokasi kerja yang mempengaruhi pengguna jalan. Pekerjaan jembatan dilakukan “off road” Pengguna jalan hanya menghadapi satu lokasi kerja.

Langkah 3: Pertimbangkan kelas jalan, volume dan komposisi lalu lintas
Keselamatan pekerja dan pengguna jalan akan lebih terjamin dengan memastikan bahwa lokasi pekerjaan dikelola demikian rupa sehingga pergerakan lalu lintas hanya mengalami sedikit gangguan. Sebaiknya pertimbangkan bagaimana proyek dapat dikelola untuk meminimalkan hal-hal dibawah ini :
  • - Gangguan pergerakan dan pola lalu lintas.
  • - Gangguan lalu lintas saat jam sibuk.
  • - Gangguan pada pelayanan kendaraan umum.
  • - Banyaknya jalan yang ditutup pada saat bersamaan.
Waktu tunda dapat diminimalkan dengan membuka lajur sebanyak yang diperlukan. Waktu tunda dapat diminimalkan dengan melakukan sebagian besar pekerjaan pada malam hari (namun, hal ini menyebabkan tambahan kebutuhan akan keselamatan). Rambu portabel atau sejumlah pemandu lalu lintas yang terlatih juga dapat digunakan untuk mengatur pergerakan lalu lintas seefisien mungkin. Ada beberapa hal yang mungkin terlihat sepele tetapi bisa jadi sangat penting di lokasi pekerjaan. Tiga di antaranya yang paling umum adalah :
  • Singkirkan atau tutup semua rambu batas kecepatan bila sudah tidak cocok atau tidak diperlukan. Hal ini biasanya hanya terjadi di luar jam kerja pada pekerjaan jalan jangka panjang. Batas kecepatan kendaraan, jika tidak perlu, dapat merugikan. Pengemudi/pengendara akan segera belajar untuk mengabaikan rambu.
  • Singkirkan rambu lain yang tidak sesuai terhadap waktu tertentu, siang atau malam. Misalnya rambu peringatan “simbol/gambar pekerja”, saat tidak ada pekerja di area kerja. Berikan selalu pesan yang akurat dan benar kepada pengguna jalan.
  • Tutup dan jaga dalam kondisi baik peralihan dari segmen jalan ke segmen lainnya. Peralihan yang terbuka dan kasar menimbulkan debu, lumpur, serta kemacetan dan masalah keselamatan.

Langkah 4: Pertimbangkan arus lalu lintas
Lalu lintas akan selalu menggunakan jalan, jadi harus diambil keputusan ke mana arus lalu lintas itu akan diarahkan — melintasi, melewati, atau mengitari area kerja. Lalu Lintas Melintasi Area Kerja Lalu lintas yang melintasi area kerja hanya diperbolehkan apabila lalu lintas dan pekerjaan dapat dikendalikan sepenuhnya. Pemandu lalu lintas (atau APILL portabel) biasanya diperlukan untuk memperlambat atau menghentikan arus lalu lintas periode pendek agar pergerakan peralatan atau pengoperasian lainnya berkeselamatan. Lalu Lintas Melewati Area Kerja Jika tidak mungkin mengalihkan arus lalu lintas ke lintasan samping maupun ke jalan eksisting, metode umum untuk manajemen lalu lintas adalah mengarahkan lalu lintas melewati area kerja. Lintasan lalu lintas melewati area kerja harus diberi delienasi yang jelas agar para pengguna jalan tidak bingung dan untuk meminimalkan risiko kendaraan dengan tidak sengaja memasuki area kerja. Lalu lintas mengitari area kerja (Lintasan samping dan jalan eksisting) Bila keadaan tidak memungkinkan pergerakan lalu lintas melintasi atau melewati area kerja, detour atau pengalihan arus diperlukan. Pengalihan arus lalu lintas ini dapat menggunkan jaringan jalan eksisting atau lintasan samping yang khusus dibangun.


Langkah 5: Pertimbangkan keselamatan pekerja
Terkait keselamatan pekerja, pertimbangkan hal - hal berikut ini :
  • Apakah ini pekerjaan jangka panjang atau jangka pendek? Keselamatan pekerja pada pekerjaan jangka pendek dapat dipenuhi dengan cara kerja dimana pekerja tidak terpapar dekat dengan kendaraan yang lalu-lalang dalam periode lama.Perlengkapan seperti pakaian berwarna terang, perangkat peringatan pada kendaraan kerja, dan adanya pengawas pekerja sesuai untuk pekerjaan jangka pendek. Jika pengendalian jenis ini tidak memadai, maka pengendalian yang lebih baik perlu digunakan (rambu dan perangkat).
  • Untuk pekerjaan jangka panjang, bagaimana pekerja dapat terlindung dari lalu lintas di area kerja, apakah dengan delineasi yang menyolok dan kecepatan rendah, atau dengan menyediakan pagar antara area kerja dan arus lalu lintas. Atau jika pagar keselamatan tidak praktis, dapat dibantu dengan memberi jarak bebas lateral yang cukup antara tepi area kerja dan lajur lalu lintas yang paling dekat.
  • Bagaimana kecepatan arus lalu lintas yang melewati lokasi pekerjaan dapat dikendalikan. Apakah dengan pembagian zona kecepatan sementara dan penegakan hukum, atau dengan cara lain, seperti penggunaan jendulan melintang jalan (polisi tidur), perangkat rambu, dan delineasi.
Langkah 6: Pertimbangkan keselamatan pejalan kaki dan pesepeda
Apabila pejalan kaki (termasuk penyandang cacat) perlu melintasi, melewati, atau mengitari area kerja atau menyeberangi jalan dalam area kerja, harus disediakan (diarahkan) lintasan dan titik penyeberangan sementara yang terlindungi. Lintasan pejalan kaki dan pesepeda harus dibuat dalam skala dan lebar yang sama seperti fasilitas sebelum pekerjaan jalan dimulai. Apabila lintasan atau penyeberangan untuk pejalan kaki sementara telah direlokasi, fasilitasnya harus memenuhi syarat sebagai berikut :

i. Permukaan lintasan dan/atau penyeberangan harus berkeselamatan dan nyaman untuk kereta dorong dan kursi roda, juga untuk penyandang tunanetra.
ii. Tempat penyeberangan harus sedekat mungkin dengan jalur yang diinginkan pejalan kaki. Lebar dan kualitas permukaan tempat penyeberangan harus sama seperti fasilitas sebelum ada pekerjaan jalan, termasuk ketentuan untuk penyandang tunanetra. Rambu regulasi yang benar diperlukan pada tempat penyeberangan.
iii. Jika lalu lintas pejalan kaki dialihkan ke jalan eksisting, lintasan pejalan kaki harus terpisah dari lalu lintas kendaraan. Pagar berjala (tanpa tonjolan atau tiang yang membahayakan) atau barisan kerucut/bollard plastik dapat digunakan apabila :
  • Jarak bebas ke tepi lajur lalu lintas sedikitnya 1,2 meter dan batas kecepatan 60 km/jam atau kurang; atau
  • Jika bebas ke tepi lajur lalu lintas kurang dari 1,2 meter, batas kecepatan 40 km/jam atau kurang.
Jika persyaratan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka pagar keselamatan (dipasang dengan benar) harus dipertimbangkan. Pagar keselamatan memerlukan perhatian ekstra agar dapat dipasang dan disambung dengan baik.
iv. Kualitas penerangan tidak boleh kurang daripada yang telah disediakan di lintasan dan penyeberangan pejalan kaki yang asli. Setelah uraian rinci selama tahap perencanaan, tahap desain dapat dimulai — dengan mendesain rencana manajemen lalu lintas untuk lokasi pekerjaan jalan.

1 komentar: