Pages

Minggu, 10 Juli 2011

Shaum atau Puasa

“Semua amal perbuatan Bani Adam menyangkut dirinya pribadi kecuali shaum. Sesungguhnya shaum itu untukKu, dan karena itu Akulah yang langsung membalasnya.” [HQR Syaikhani, Nasa'I dan Ibnu Hibban bersumber dari Abu Khurairah]

Begitu istimewanya nilaishaum menurut Allah. Mengapa? Shaum adalah bukti nyata sebuah keimanan, sebagai pancaran pada diri Anda bahwa Anda mempercayai Allah dan Anda percaya jika Allah Maha Melihat. Anda tidak bisa membohongi diri sendiri dengan pura-pura shaum karena Allah Maha Mengetahui.

Shaum adalah bukti iman Anda. Shaum adalah bukti kekuatan Anda menahan segala macam godaan syahwat yang sebenarnya halal. Selama shaum Anda tidak boleh makan, padahal makananan yang tersedia di rumah halal. Selama shaum Anda tidak boleh berhubungan dengan istri/suami padahal halal. Itu semua Anda lakukan meskipun tanpa pengawasan manusia. Yang Anda yakini hanyalah pengawasan dari Allah langsung.

Mengapa kekuatan ini tidak kita aplikasikan untuk hal lain? Kita bisa mengaplikasikan kekuatan ini bukan hanya menahan hawa nafsu terhadap hal-hal yang membatalkan shaum saja. Kita juga bisa menahan hawa nafsu kita terhadap kemalasan kita berusaha untuk memperbaiki diri. Hawa nafsu kemalasan untuk berbuat bagi orang lain. Hawa nafsu kemalasan untuk mengejar prestasi yang tinggi.

Masih banyak yang kalah oleh hawa nafsu ingin bersantai-santai saja. Hawa nafsu membuang waktu percuma hanya untuk perbuatan yang kurang bermanfaat. Hawa nafsu hidup dalam kehidupan hedonisme, hanya untuk bersenang-senang saja. Hawa nafsu angan-angan saja tanpa aksi.

Saudaraku, sesungguhnya kita semua memiliki kekuatan luar biasa untuk mengalahkan hawa nafsu itu semua. Itu semua sudah kita bukti pada shaum-shaum yang selalu kita lakukan setiap tahunnya. Semoga keberhasilan kita berpuasa pada bulan yang lalu, kemenangan kita melawan hawa nafsu pada Ramadhan yang lalu selalu menjadi inspirasi
hidup kita selanjutnya.

Shaum adalah pembuktian diri bahwa kita bisa taat jika kita mau. Kita terbiasa menahan lapar seharian. Kita biasa tilawah yang banyak, kita biasa shalat malam, dan terbiasa mengerjakan berbagai amal kebaikan lainnya. Semoga kita, Anda dan juga saya, bisa menjaga konsitensi ini untuk 11 bulan lainnya juga.

Shaum juga sebuah pembuktian diri bahwa kita sanggup untuk disiplin. Sanggup untuk menderita diawal demi mencapai kemenangan. Rasa sosial kita menjadi lebih tinggi sehingga kita memiliki motivasi lebih besar untuk memberikan kontribusi kepada sesama. Kontribusi kepada sesama adalah salah satu motivasi terbesar dan tidak pernah habis terutama jika diniatkan karena Allah semata.

Dan kita terbukti mampu melakukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar