Tahun 2013 boleh dibilang merupakan tahun yang baik bagi sektor konstruksi. Tak hanya di Indonesia secara umum, pertumbuhan sektor ini di Jatim diyakini masih terus gemilang.
Branch Manager Surabaya PT Building Construction Information (BCI) Asia, Aslakhul Umam mengatakan, untuk periode 2012/2013, proyek di Surabaya untuk hotel, investasinya tembus Rp 10,67 triliun.
"Paling dominan masih residensial (hunian) yang mencapai Rp 29,16 triliun, tersebar mulai Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang, Kediri, Mojokerto, dan sekitarnya," katanya, Minggu (13/1).
Kemajuan proyek ini bertahan, bahkan ada kenaikan persentase di 2013, disusul infrastruktur sekitar Rp 29,16 triliun. Proyek infrastruktur sudah dipagu pemerintah pusat maupun daerah, seperti pembuatan dan perbaikan jalan, jembatan, irigasi, dan lain-lain.
Aslakhul Umam menyebutkan, total nilai proyek infrastruktur di Jatim berdasarkan survei statistik BCI mencapai Rp 107,62 triliun di periode 2012/2013. Nilai ini terbesar kedua setelah Jabodetabek Rp 476 triliun, dan ketiga, Jateng Rp 59,6 triliun.
Di Jatim, proyek baru yang paling menonjol nanti, antara lain, perumahan (Rp 29,7 triliun), hotel (Rp 10,67 triliun) dan infrastruktur (Rp 29,16 triliun). Disusul, pendidikan dan penelitian (Rp 8,83 triliun), perkantoran (Rp 5,6 triliun), industrial (Rp 6,93 triliun) dan ritel (Rp 4,66 triliun).
"Data BCI Asia, untuk proyek pembangunan hotel di Jatim totalnya, 33 proyek mulai bintang 2 hingga bintang 5," paparnya.
Yang bisa disebut antara lain Hotel Dewarna Bojonegoro, Aston Paramount Malang, renovasi Bisanta Bidakara Surabaya, renovasi Somerset lantai 10, Swiss Belhotel CWS, Ibis Style Malang, Aston Madiun, Santika Jalan Gubeng, D'Season Extention, Fave Hotel Malang.
Pertumbuhan konstruksi secara nasional dalam 2-3 tahun terakhir, cukup menggembirakan. BCI mencatat, tahun 2010 mencapai Rp 141,33 triliun, 2011 (Rp 212,5 triliun), 2012 (Rp 312,1 triliun) dan di 2013 optimistis tumbuh minimal 39 persen secara year-on-year menjadi Rp 433,825 triliun.
Angka ini mencakup semua sektor konstruksi, baik itu proyek civil maupun building, tapi masih didominasi building project (Rp 225,896 triliun) dan civil projects Rp 207,929 triliun.
"Kategori building projects meliputi residential, retail, office, industrial, hotel, health, education, community, recreation. Kategori civil projects seperti infrastruktur, transportasi dan utilitas," jelasnya.
Yang tak kalah menarik adalah tren konstruksi berupa proyek apartemen, diperkirakan, sekitar 14 proyek apartemen baru akan menghiasi wajah Surabaya dimasa mendatang," katanya.
Selain itu di sektor ritel ada kenaikan 40,54 persen dari tahun lalu dari Rp 18,91 triliun menjadi Rp 26,127 triliun. Shopping center/mall ini sangat menarik dan penyebaran proyek sangat merata. Ekspansi Giant, sebagai riteler asing juga diperhitungkan tahun ini.
Selain itu, sektor perhotelan tetap memikat. Nilai konstruksi dari Rp 18,279 triliun di tahun 2012 menjadi Rp 26,077 triliun di tahun 2013, sehingga ada kenaikan sekitar 46,66 persen.
Persaingan hotel operator dalam tahun terakhir semakin marak, sebut saja, Accor, Aston Internasional, Santika Indonesia, Swiss bell-hotel, Starwood, Tauzia Hotel Management, Sahid Hotel Network, IHG, Hyatt, Aryaduta Hotel Group.
Untuk infrastruktur, transportasi dan utilitas, naik 35,04 persen dari tahun sebelumnya Rp 153,971 triliun di 2012 dan diperkirakan menjadi Rp 207,929 triliun di tahun 2013.
Dengan beragamnya peluang di sektor konstruksi ini, maka harus disertai kerja keras guna kepentingan negara dan masyarakat. Perlu andil semua sektor baik pemerintah, swasta maupun asing. "Siapa tahu semester berikutnya Indonesia menduduki top ranking pertumbuhan ekonomi dunia di atas China," jelas Aslakhul Umam.
sumber : tribunnews.com
Surya/Dwi Pramesti
Surya/Dwi Pramesti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar