Kepala Badan Pembinaan (BP) Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum Hediyanto W Husaini menjelaskan pertumbuhan pasar konstruksi selalu lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi.
Pada tahun 2013, pasar konstruksi bertumbuh sekitar 29,80 persen menjadi Rp 369,94 triliun dari tahun 2012 sebesar Rp 284,99 triliun.
“Dalam lima tahun ke depan, pasar konstruksi diperkirakan bisa mencapai Rp 1.000 triliun dengan asumsi tiap tahun terjadi kenaikan pasar sebesar Rp 100 triliun,” ujar Hediyanto, Rabu (9/1/2013).
Pasar konstruksi tersebut berasal dari sejumlah proyek infrastruktur yang dibangun dengan pendanaan dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), badan usaha milik negara (BUMN), badan usaha milik daerah (BUMD), serta pinjaman modal dalam negeri dan pinjaman modal asing.
Pasar konstruksi tersebut berasal dari sejumlah proyek infrastruktur yang dibangun dengan pendanaan dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), badan usaha milik negara (BUMN), badan usaha milik daerah (BUMD), serta pinjaman modal dalam negeri dan pinjaman modal asing.
Hediyanto membandingkan dilihat dari sisi kontribusi industri konstruksi terhadap produk domestik bruto (PDB) juga cenderung bertumbuh dari sekitar 7,07 persen pada 2009 hingga menjadi 10,54 persen pada 2013.
Saat ini kontribusi konstruksi terhadap PDB masih kalah dibandingkan perdagangan sekitar 13 persen dan pertanian 14 persen. Namun, pertumbuhan di dua sektor itu cenderung melambat dan turun, sedangkan sektor konstruksi terus bertumbuh.
“Jadi, dalam dua hingga tiga tahun ke depan, saya yakin kontribusi konstruksi terhadap PDB bisa menyamai dua sektor itu,” papar Hediyanto.
“Jadi, dalam dua hingga tiga tahun ke depan, saya yakin kontribusi konstruksi terhadap PDB bisa menyamai dua sektor itu,” papar Hediyanto.
sumber : tribunnews.com
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar