Pages

Senin, 12 Mei 2014

Gandeng PTPP, Jamsostek Bikin Anak Usaha Sektor Properti

PT Jamsostek(Persero) dan PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) bekerja sama mendirikan anak usaha yang bergerak di sektor properti. Rencananya anak usaha tersebut akan menangani pembangunan properti kawasan Rasuna Said, Kuningan.

“Untuk proyek awal, perusahaan ini akan menangani lahan PT Jamsostek yang ada di Kuningan, setelah itu kita akan kerjakan proyek-proyek lainnya,” ujar Elvyn G Masassya, Direktur Utama Jamsostek usai penandatangan kerja sama dengan PTPP dan PT Jasa Raharja, Senin (23/12/2013).

Elvyn mengatakan, untuk pendirian anak usaha di bidang properti ini diperlukan dana investasi sebesar Rp 200 miliar. Dari jumlah tersebut, 80 persennya dibiayai oleh Jamsostek sedangkan sisanya ditanggung oleh PTPP. “Sahamnya mayoritas dimiliki Jamsostek,” tegas Elvyn

Direktur Utama PTPP, Bambang Triwibowo, mengatakan rencananya lahan di kawasan Rasuna Said Kuningan tersebut akan dibangun perkantoran dengan jumlah 26-30 lantai. Untuk tahap awal akan dibuat feasibility study lalu dilanjutkan dengan legal aspeknya.

"Pembangunannya akan memakan waktu paling lama 1,5 tahun,” papar Elvyn

sumber : tribunnews.com

Laba Bersih PT Pembangunan Perumahan Rp 420 Miliar

PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), perusahaan konstruksi, berhasil mencatatkan laba bersih tahun 2013 sebesar Rp 420 miliar atau 35 persen dibandingkan perolehan laba bersih tahun 2012 sebesar Rp 309 miliar.

"Kenaikan laba bersih tersebut terjadi karena seluruh pilar bisnis Perseroan, yaitu konstruksi, investasi, EPC, properti dan bisnis pracetak masing-masing labanya naik secara signifikan," Bambang Triwibowo, Direktur Utama PTPP dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (17/2/2014).

Laba bersih ini dicapai dari pendapatan usaha (revenue) perseroan yang mencapai Rp 11,65 triliun, atau naik 145,63 persen ketimbang pendapatan perseroan pada 2012 yang mencapai Rp 8 triliun.

Pendapatan tersebut merupakan hasil dari pencapaian order book 2013 sebesar Rp 35,45 triliun yang berasal dari kontrak baru sebesar Rp 19,58 triliun dan carry over 2012 sebesar Rp 15,87 triliun.

Beberapa proyek besar yang berhasil diraih PTPP pada tahun 2013, antara lain proyek EPC Tanjung Uncang senilai Rp 1,1 triliun, proyek pembangunan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, Gas Power Plant Pesanggaran Bali, LPG Terminal Banyuwangi, jalan tol Cikampek-Palimanan, GTU Izzara Apartemen, dan sebagainya.

sumber : tribunnews.com

PTPP Targetkan Kontrak baru Rp 24 Triliun

PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) menargetkan kontrak baru sebesar Rp 24 triliun pada 2014. Target tersebut diketahui naik 22,55 persen dari realisasi target tahun lalu sebesar Rp 19,58 triliun.

Bambang Triwibowo, Direktur Utama PTPP, menuturkan angka tersebut belum termasuk proyek carry over pada 2013 sebesar Rp 21,93 triliun.

"Sehingga dengan dukungan dukungan dari lima pilar bisnis perusahaan, PTPP menargetkan order book 2014 sebesar Rp 45,93 triliun atau naik 129,56 persen dibandingkan 2013," katanya, Senin (17/2/2014).

Dengan capaian itu, maka perseroan menargetkan pendapatan usaha sebesar Rp 16 triliun pada 2014. "Kenaikan pendapatan diiringi dengan target laba bersih 2014 sebesar Rp 520 miliar," katanya.

Perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 446 miliar jauh lebih tinggi dari realisasi 2013 sebesar Rp 202 miliar. "Sumber pendanaan capex berasal dari cadangan modal dan sisa dana IPO," katanya.

Perseroan juga berencana melakukan sejumlah aksi korporasi, antara lain akuisisi perusahaan milik Yayasan Kesejahteraan Karyawan PTPP, yaitu PT Prima Jasa Aldodua yang bergerak di bidang peralatan berat.

Ditambah persiapan IPO PT PP Properti yang direncanakan masuk bursa pada 2015, dan pengembangan organisasi operasi wilayah Indonesia Timur.

sumber : tribunnews.com

Kuartal Pertama 2014, Laba Bersih PTPP Melonjak 44 Persen

PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, perusahaan konstruksi dan investasi, berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih kuartal I 2014 sebesar Rp61,43 miliar atau menjadi 44 persen dibandingkan kuartal 1 2013 sebesar Rp42,54 miliar.

Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk, Bambang Triwibowo, menyampaikan bahwa capaian laba bersih itu seiring dengan kenaikan pendapatan usaha perseroan.

"Sampai dengan kuartal I -2014, Perseroan membukukan pendapatan usaha (revenue) sebesar Rp1,99 triliun atau naik menjadi 55 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2013 sebesar Rp1,28 triliun," katanya dalam keteranganya di Jakarta, Senin (28/4/2014).

Sementara itu, laba usaha PTPP sampai kuartal satu ini mencapai Rp138,78 miliar atau 77 persen dibandingkan periode serupa 2013 sebesar Rp78,17 miliar.

Lonjakan tersebut merupakan konstribusi seluruh pilar bisnis Perseroan yang menghasilkan keuntungan signifikan, yaitu konstruksi, investasi, EPC, properti dan bisnis pracetak dimana masing-masing berkontribusi dalam menaikan laba Perseroan.

PTPP optimistis dapat mencapai target kinerjanya di tahun ini. Hal ini terlihat dari pencapaian kontrak baru Rp4,5 triliun sampai akhir kuartal I - 2014.

"Dengan perolehan kontrak baru tersebut serta carry over 2013 sebesar Rp21,93 triliun, maka order book Perseroan sampai dengan kuartal ini mencapai Rp26,43 triliun," jelas Bambang.

sumber : tribunnews.com
JAKARTA--Pasar konstruksi nasional tahun ini diperkirakan mencapai Rp407 triliun.
Bahkan pemerintah mencatat pertumbuhan konstruksi di Indonesia dari tahun ke tahun melebihi pertumbuhan ekonomi.
Data Kementerian PU menunjukkan perkembangan pasar konstruksi nasional sejak 2012 terus mengalami peningkatan cukup signifikan.
Pada 2012 diperhitungkan mencapai sekitar Rp284 triliun kemudian pada tahun lalu meningkat hingga sekitar Rp369 triliun.
"Untuk tahun ini diperkirakan mencapai Rp407 triliun," tulis situs kementerian PU, akhir pekan ini.

Adapun untuk ketersediaan material dan peralatan konstruksi di Indonesia masih didominasi di Jawa, yang harus menjadi perhatian bersama agar pembangunan infrastruktur dapat merata dilaksanakan di seluruh wilayah nusantara.

terkait pelaku jasa konstruksi nasional, saat ini kontraktor Indonesia berjumlah 117.042 dan konsultan berjumlah 4.414.
Namun sebagaimana terjadi sebelumnya, hingga kini badan usaha dengan kualifikasi besar masih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan yang kualifikasi kecil maupun sedang.
Kementerian PU juga mencatat kesiapan tenaga kerja konstruksi di mana tenaga ahli baru berjumlah 10%, tenaga terampil 30%, dan kelompok buruh kasar 60%.
sumber : bisnis.com
Editor : Rustam Agus

2013 Tahun Gemilang Sektor Konstruksi

Tahun 2013 boleh dibilang merupakan tahun yang baik bagi sektor konstruksi. Tak hanya di Indonesia secara umum, pertumbuhan sektor ini di Jatim diyakini masih terus gemilang.
Branch Manager Surabaya PT Building Construction Information (BCI) Asia, Aslakhul Umam mengatakan, untuk periode 2012/2013, proyek di Surabaya untuk hotel, investasinya tembus Rp 10,67 triliun.
"Paling dominan masih residensial (hunian) yang mencapai Rp 29,16 triliun, tersebar mulai Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang, Kediri, Mojokerto, dan sekitarnya," katanya, Minggu (13/1).
Kemajuan proyek ini bertahan, bahkan ada kenaikan persentase di 2013, disusul infrastruktur sekitar Rp 29,16 triliun. Proyek infrastruktur sudah dipagu pemerintah pusat maupun daerah, seperti pembuatan dan perbaikan jalan, jembatan, irigasi, dan lain-lain.
Aslakhul Umam menyebutkan, total nilai proyek infrastruktur di Jatim berdasarkan survei statistik BCI mencapai Rp 107,62 triliun di periode 2012/2013. Nilai ini terbesar kedua setelah Jabodetabek Rp 476 triliun, dan ketiga, Jateng Rp 59,6 triliun.
Di Jatim, proyek baru yang paling menonjol nanti, antara lain, perumahan (Rp 29,7 triliun), hotel (Rp 10,67 triliun) dan infrastruktur (Rp 29,16 triliun). Disusul, pendidikan dan penelitian (Rp 8,83 triliun), perkantoran (Rp 5,6 triliun), industrial (Rp 6,93 triliun) dan ritel (Rp 4,66 triliun).
"Data BCI Asia, untuk proyek pembangunan hotel di Jatim totalnya, 33 proyek mulai bintang 2 hingga bintang 5," paparnya.
Yang bisa disebut antara lain Hotel Dewarna Bojonegoro, Aston Paramount Malang, renovasi Bisanta Bidakara Surabaya, renovasi Somerset lantai 10, Swiss Belhotel CWS, Ibis Style Malang, Aston Madiun, Santika Jalan Gubeng, D'Season Extention, Fave Hotel Malang.
Pertumbuhan konstruksi secara nasional dalam 2-3 tahun terakhir, cukup menggembirakan. BCI mencatat, tahun 2010 mencapai Rp 141,33 triliun, 2011 (Rp 212,5 triliun), 2012 (Rp 312,1 triliun) dan di 2013 optimistis tumbuh minimal 39 persen secara year-on-year menjadi Rp 433,825 triliun.
Angka ini mencakup semua sektor konstruksi, baik itu proyek civil maupun building, tapi masih didominasi building project (Rp 225,896 triliun) dan civil projects Rp 207,929 triliun.
"Kategori building projects meliputi residential, retail, office, industrial, hotel, health, education, community, recreation. Kategori civil projects seperti infrastruktur, transportasi dan utilitas," jelasnya.
Yang tak kalah menarik adalah tren konstruksi berupa proyek apartemen, diperkirakan, sekitar 14 proyek apartemen baru akan menghiasi wajah Surabaya dimasa mendatang," katanya.
Selain itu di sektor ritel ada kenaikan 40,54 persen dari tahun lalu dari Rp 18,91 triliun menjadi Rp 26,127 triliun. Shopping center/mall ini sangat menarik dan penyebaran proyek sangat merata. Ekspansi Giant, sebagai riteler asing juga diperhitungkan tahun ini.
Selain itu, sektor perhotelan tetap memikat. Nilai konstruksi dari Rp 18,279 triliun di tahun 2012 menjadi Rp 26,077 triliun di tahun 2013, sehingga ada kenaikan sekitar 46,66 persen.
Persaingan hotel operator dalam tahun terakhir semakin marak, sebut saja, Accor, Aston Internasional, Santika Indonesia, Swiss bell-hotel, Starwood, Tauzia Hotel Management, Sahid Hotel Network, IHG, Hyatt, Aryaduta Hotel Group.
Untuk infrastruktur, transportasi dan utilitas, naik 35,04 persen dari tahun sebelumnya Rp 153,971 triliun di 2012 dan diperkirakan menjadi Rp 207,929 triliun di tahun 2013.
Dengan beragamnya peluang di sektor konstruksi ini, maka harus disertai kerja keras guna kepentingan negara dan masyarakat. Perlu andil semua sektor baik pemerintah, swasta maupun asing. "Siapa tahu semester berikutnya Indonesia menduduki top ranking pertumbuhan ekonomi dunia di atas China," jelas Aslakhul Umam.
sumber : tribunnews.com
Surya/Dwi Pramesti

Pasar Konstruksi Tumbuh 29,80 Persen Tahun 2013

Kepala Badan Pembinaan (BP) Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum Hediyanto W Husaini menjelaskan pertumbuhan pasar konstruksi selalu lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi.
Pada tahun 2013, pasar konstruksi bertumbuh sekitar 29,80 persen menjadi Rp 369,94 triliun dari tahun 2012 sebesar Rp 284,99 triliun.
“Dalam lima tahun ke depan, pasar konstruksi diperkirakan bisa mencapai Rp 1.000 triliun dengan asumsi tiap tahun terjadi kenaikan pasar sebesar Rp 100 triliun,” ujar Hediyanto, Rabu (9/1/2013).

Pasar konstruksi tersebut berasal dari sejumlah proyek infrastruktur yang dibangun dengan pendanaan dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), badan usaha milik negara (BUMN), badan usaha milik daerah (BUMD), serta pinjaman modal dalam negeri dan pinjaman modal asing.
Hediyanto membandingkan dilihat dari sisi kontribusi industri konstruksi terhadap produk domestik bruto (PDB) juga cenderung bertumbuh dari sekitar 7,07 persen pada 2009 hingga menjadi 10,54 persen pada 2013.
Saat ini kontribusi konstruksi terhadap PDB masih kalah dibandingkan perdagangan sekitar 13 persen dan pertanian 14 persen. Namun, pertumbuhan di dua sektor itu cenderung melambat dan turun, sedangkan sektor konstruksi terus bertumbuh.

“Jadi, dalam dua hingga tiga tahun ke depan, saya yakin kontribusi konstruksi terhadap PDB bisa menyamai dua sektor itu,” papar Hediyanto.

sumber : tribunnews.com
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Hendra Gunawan