Pages

Senin, 08 Agustus 2011

Hutang Sebesar Gunung Uhud


Bahaya Hutang dari sudut pandang agama.
  • Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya hingga dia melunasinya. (HR. Tirmidzi)
  • Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka ia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri. (HR. Ibnu Majah)
  • Semua dosa orang yang mati syaid akan diampuni kecuali hutang. (HR. Muslim)
  • Barang siapa mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham. (HR. Ibnu Majah)
Dalam era dunia modern manusia sangatlah mudah untuk berhutang. Dalam kebanyakan transaksi manusia dianjurkan untuk terlibat dalam hutang alias transaksi yang tidak tunai. Sedikit sedikit kredit. Apalagi skema pelunasan hutangnya melibatkan praktek riba yang termasuk dosa besar.
Islam adalah ajaran yang menganjurkan manusia untuk membiasakan diri bertransaksi secara tunai. Ini bukan berarti Islam mengharamkan berhutang. Hanya saja Islam memandang bahwa berhutang merupakan suatu pilihan yang bukan ideal dan utama. Itulah sebabnya ayat terpanjang di dalam Al-Qur’an ialah ayat mengenai berhutang, yaitu surah Al-Baqarah ayat 282.


Suatu ketika Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ’anhu didatangi anaknya yang hendak meminjam uang. Lalu ia berkata kepadanya ”Nak, aku tidak punya uang.” Lantas anaknya mengusulkan agar ayahnya pinjamkan dari Baitul Maal (Simpanan Kekayaan Negara). Maka Umar-pun menulis memo kepada pemegang kunci Biatul Maal yang isinya: ”Wahai bendahara, tolong keluarkan sekian dinar dari Baitul Maal untuk aku pinjamkan ke anakku. Nanti biar aku cicil dengan potong gajiku tiga bulan ke depan.”

Maka memo tersebut dibawa oleh anaknya dan diserahkan kepada bendahara. Tidak berapa lama iapun kembali menemui ayahnya dengan wajah murung. ”Ayah, aku tidak menerima apa-apa dari bendahara kecuali secarik kertas ini untuk disampaikan kepadamu.” Maka Umar menyuruh anaknya membacakan isi memo balasan itu. Isinya ”Wahai Amirul Mu’minin Umar bin Khattab, bagiku sangatlah mudah untuk mengeluarkan sekian dinar dari Baitul Maal untuk engkau pinjam. Namun aku minta syarat terlebih dahulu darimu. Aku minta agar engkau memberi jaminan kepadaku bahwa tiga bulan ke depan Amirul Mu’minin Umar bin Khattab masih hidup di dunia untuk melunasi hutang tersebut.” Maka Umar langsung beristighfar dan menyuruh anaknya pulang...!

Penyebab terjerumus hutang.
  1. Belanja melebihi pendapatan.
  • Besar Pasak dari pada Tiang.
  • Tidak bisa mengendalikan pengeluaran yang tidak perlu.
     2.  Belanja dengan menggunakan uang yang sebenarnya anda sudah tidak punya (Kredit).
  • Kartu Kredit.
  • Kredit Pembiayaan (Finance).
     3.  Menggunakan Hutang untuk Membayar Hutang.
  • Meminjam uang lagi untuk membayar hutang, yang biasanya nilai pinjaman lebih besar (pinjaman dilebihkan untuk keperluan lain).
"Keiginan untuk      'TERLIHAT KAYA'     Seringkali Berujung Kesengsaraan Pada Akhirnya."

     Menuju Kebebasan Hutang / Debt Free
Mengatur Pengeluaran.
Alokasi Pengeluaran ;
  1. 10% Pendapatan kudu disimpan, tidak boleh dibelanjakan walaupun dalam kondisi mendesak sekalipun.
  2. 20% Untuk membayar hutang. Alokasi ini dianggarkan bagi yang mempunyai hutang, jika tidak memiliki hutang maka dialokasikan untuk no 1.
  3. 70% Dibelanjakan untuk kebutuhan sehari-sehari, bukan harus dihabiskan, sisanya juga bisa anda simpan / untuk membayar hutang apabila jumlahnya sudah melebihi kebutuhan hidup sehari-hari.
Jeli mencari sumber penghasilan baru.
Nabi Muhammad seorang pedagang.
  • Pakai sistem titip barang, bayar yang laku saja.
  • Foto produknya, manfaatkan jejaring sosial yang sedang marak saat ini (twitter, facebook dll)
Berfokus Pada Peningkatan PendapatanJangan berfokus pada hutangnya.
Ketika anda berfokus pada hutang anda, anda tidak akan dapat melihat dengan jelas peluang yang ada.

"Mintalah Rezeki pada Allah SWT, 

"Pada suatu hari Nabi Muhammad bertemu dengan seorang sahabat bernama Abu Umamah di Masjid. Beliau bertanya : "Wahai Abu Umamah, kenapa aku melihat kau sedang duduk di luar waktu sholat.?"

Ia menjawab, "Aku bingung memikirkan hutang- hutang ku, wahai Rasulullah."

Beliau bertanya, "Maukah aku ajarkan kepadamu sebuah do'a  yang apabila kamu baca maka Allah ta'aala menghilangkan kebingunganmu dan melunasi hutang-hutangmu.?

Ia menjawab, Tentu wahai Rasulullah. Beliau bersabda, "Jika kau berada di waktu pagi maupun sore hari, bacalah do'a :


اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih. Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas. Aku berlindung kepada Engkau dari pengecut dan kikir. Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang- wenangan manusia."

Abu Umamah berkata : "Setelah membaca do'a tersebut, Allah berkenan menghilangkan kebingunganku dan membayarkan lunas hutangku." (HR. Abu Dawud 4/353)

Doa ampuh yang diajarkan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam kepada Abu Umamah radhiyallahu ’anhu merupakan doa untuk mengatasi problem hutang berkepanjangan. Di dalam doa tersebut terdapat beberapa permohonan agar Allah ta’aala lindungi seseorang dari beberapa masalah dalam hidupnya. Dan segenap masalah tersebut ternyata sangat berkorelasi dengan keadaan seseorang yang sedang dililit hutang.

Pertama, ”Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari bingung dan sedih.” Orang yang sedang berhutang biasanya mudah menjadi bingung dan tenggelam dalam kesedihan. Sebab keadaan dirinya yang berhutang itu sangat potensial menjadikannya hidup dalam ketidakpastian alias bingung dan menjadikannya tidak gembira alias berseduih hati.

Kedua, ”Aku berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas.”Biasanya orang yang berhutang akan cenderung menjadi lemah. Dan biasanya orang yang malas dan tidak kreatif dalam menjalani perjuangan hidup cenderung mudah berfikir untuk menacari pinjaman alias berutang ketika sedikit saja menghadapi rintangan dalam hidup. Sedangkan orang yang rajin cenderung tidak berfikir untuk berhutang selagi ia masih punya ide solusi selain berhutang dalam hidupnya. Orang rajin bahkan akan menolak bilamana memperoleh tawaran pinjaman uang karena ia anggap itu sebagai suatu beban yang merepotkan.

Ketiga, ”Aku berlindung kepada Engkau dari sifat pengecut dan kikir.” Biasanya orang yang terlilit hutang menjadi orang yang diliputi rasa takut. Ia cenderung menjadi pengecut. Jauh dari sifat pemberani. Mentalnya jatuh dan tidak mudah memiliki kemantapan batin. Dan orang yang berhutang mudah menjadi kikir jauh dari sifat demawan. Bila kotak amal atau sedekah melintas di depannya ia akan membiarkannya berlalu Hal ini karena ia menggunakan logika ”Bagaimana aku bisa bersedekah, sedangkan hutangku saja belum lunas.”

Keempat, ”Dan aku berlindung kepada Engkau dari lilitan hutang dan kesewenang-wenangan manusia.” Doa bagian akhir mengandung inti permohonan seorang yang terlilit hutang. Ia serahkan harapannya sepenuhnya kepada Allah ta’aala Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji agar menuntaskan problem hutang yang berkepanjangan membebani hidupnya. Di samping itu ia memohon agar dirinya dilindungi Allah ta’aala dari kesewenang-wenangan manusia. Kesewenangan dimaksud terutama yang bersumber dari fihak yang berpiutang. Sebab tidak jarang ditemukan bahwa fihak yang berpiutang lantas bertindak zalim kepada yang berhutang. Ia merasa telah menanam jasa dengan meminjamkan uang kepada yang berhutang. Lalu ia merasa berhak untuk berbuat sekehendaknya kepada yang berhutang apalagi jika yang berhutang menunjukkan gejala tidak sanggup melunasi hutangnya dengan segera.

Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Surah : Ali-'Imran 26) 

"Engkau masukan mlam ke dalam siang dan Engkau masukan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)." (Surah : Ali-'Imran 27)

Dari Anas bin Maalik beliau bercerita bahwa Rasulullah SAW bersabda : Maukah engkau aku ajarkan dengan sesuatu yang jika dibaca, Hutang sebesar Gunung Uhud bisa dibayarkan Allah SWT.?

Rasulullah kemudian melanjutkan, bacalah "qulillahumma maalikal mulk.." (QS. 3:26)

Klik "Sholat Tahajud".
Klik "Sedekah".
Klik "Istighfar", Mohon Ampun Atas Segala Dosa.


1 komentar:

  1. Apakah Anda memiliki kredit yang buruk ?
    Anda perlu uang untuk membayar tagihan ?
    Anda perlu memulai bisnis baru ?
    Apakah Anda memiliki proyek yang belum selesai untuk pendanaan di tangan orang-orang miskin ?
    Anda perlu uang untuk berinvestasi dalam beberapa bidang spesialisasi yang akan menguntungkan Anda ? dan Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan .

    Saya Bapak Alex Moore , seorang pemberi pinjaman uang pribadi. Aku memberikan pinjaman pada tingkat bunga 2% per tahun dalam jumlah $ 500,00 sampai $ 20.000.000,00 sebagai tawaran pinjaman . Proyek pembiayaan 100 % dengan pinjaman aman dan tidak aman tersedia. Kami menjamin untuk menyediakan jasa keuangan bagi banyak pelanggan kami di seluruh dunia . Dengan paket pinjaman yang fleksibel , pinjaman dapat diproses dan dana ditransfer ke peminjam sesegera mungkin . Kami beroperasi di bawah persyaratan yang jelas dan mudah dimengerti dan kami menawarkan pinjaman dari segala jenis untuk klien tertarik, perusahaan , perusahaan , dan semua jenis organisasi bisnis , individu swasta dan investor real estate . Cukup hubungi kami di alamat email kami :am.credito@blumail.org , kami berharap untuk respon cepat dan langsung .

    EMAIL kami di: am.credito@blumail.org

    BalasHapus