Pages

Selasa, 30 April 2013

Kapan waktu atau saat yang tepat untuk membeli Emas

Sebuah pertanyaan diatas adalah pertanyaan yang paling sering di lontarkan terutama oleh para investor Emas pemula. Jawaban untuk pertanyaan diatas sebetulnya sangatlah sederhana, saat yang tepat untuk membeli emas adalahSaat dana atau uangnya ada , mengapa bisa begitu?mari kita simak beberapa penjelasan dibawah.

1.Emas zero inflation
Emas bersifat nol inflasi (zero inflation), ya nol inflasi sekali lagi saya tegaskan. Nol inflasi artinya nilai emas selalu tetap sampai kapanpun. Salah satu bukti bahwa Emas nol inflasi adalah harga 1 ekor kambing qurban dari sejak 1400 tahun yang lalu sampai saat ini tahun 2013 dan sampai kapanpun akan tetap 1 Dinar (1 Dinar = 4,25 gram Emas 22 karat). Jika anda melihat pada grafik, harga Emas naik dari tahun ke tahun, hal sebenarnya yang terjadi adalah nilai mata uang kita yang makin turun nilainya (perhatikan grafik dibawah)

Emas tidak mendatangkan keuntungan bagi kita, namun membuat daya beli kita tetap sama sampai kapanpun. Jadi membeli Emas kapanpun adalah tepat, karena kita mengunci daya beli, seperti nilai 1 dinar yang tetap bisa membeli seekor kambing qurban sampai kapanpun
 


2.Harga Emas selalu mengikuti Harga komoditas dunia
Jika kita menyimak grafik perbandingan harga Emas dan harga komoditas penting dunia dibawah ini maka akan terlihat bahwa harga Emas selalu mengikuti harga komoditas dunia. Kenaikan atau penurunan biaya hidup biasanya dipengaruhi oleh harga komoditas-komoditas dunia tersebut, maka jika harga komoditas tersebut mampu di imbangi oleh harga Emas maka kita tidak perlu kuatir, kita tetap bisa membeli barang/kebutuhan hidup kita, artinya jika harga Emas turun sebenarnya kita tidak pernah rugi,begitupun kalau harga emas naik kita sebenarnya tidak pernah untung.

Sebagai contoh harga minyak dunia, Tahun 1970 1 Toz Emas setara dengan 19 Barel minyak, Tahun 2013 1 Toz Emas masih mampu membeli 17 Barel minyak, tidak jauh berbeda bukan? Data tersebut sudah berlangsung selama hampir 45 Tahun.

Dari 2 penjelasan di atas maka dapat disimpulkan waktu yang tepat untuk membeli Emas adalah saat anda memiliki dana, karena sifat nilai Emas yang tetap jadi mau membeli Emas kapanpun adalah tepat. Investasi Emas adalah investasi jangka menengah sampai panjang yaitu sekitar 3-5 Tahun, jadi beli Emas kapanpun dan dipergunakan untuk kebutuhan/keperluan 3-5 Tahun kemudian adalah langkah yang tepat dalam berinvestasi Emas.

Semoga bermanfaat dan Selamat Berinvestasi

Rabu, 03 April 2013

Cara Menentukan Jenis Pondasi

Dalam pemilihan bentuk pondasi dan jenis pondasi yang memadai, perlu diperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan pekerjaan pondasi tersebut. Hal ini disebabkan tidak semua jenis pondasi dapat dilaksanakan di semua tempat.(Misal penggunaan pondasi tiang pancang pada daerah padat penduduk tentu tidak tepat meskipun secara teknis telah memenuhi syarat).

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih pondasi :
  • Kondisi tanah yang akan dipasangi pondasi.
  • Batasan-batasan akibat konstruksi di atas pondasi (superstructure).
  • Faktor lingkungan.
  • waktu pekerjaan pondasi
  • Biaya pengerjaan pondasi
  • Ketersediaan material pembuatan pondasi di daerah tersebut.
Pemilihan Pondasi Berdasar Daya Dukung Tanah :
  • Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi dangkal. (misal: pondasi jalur, pondasi telapak atau pondasi strauss).
  • Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang minipile, pondasi sumuran atau pondasi bored pile.
  • Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah pondasi tiang pancang atau pondasi bored pile.
Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung tahun 1983 adalah :
  • Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2).
  • Tanah sedang (2-5 kg/cm2)
  • Tanah lunak (0,5-2 g/cm2)
  • Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2)
Kriteria daya dukung tanah tersebut dapat ditentukan melalui pengujian secara sederhana.
Misal pada tanah berukuran 1 cm x 1 cm yang diberi beban 5 kg tidak akan mengalami penurunan atau amblas maka tanah tersebut digolongkan tanah keras.
Demikian hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan jenis pondasi

Pondasi

Pondasi adalah struktur bangunan bagian bawah yang berfungsi meneruskan gaya dari segala arah bangunan di atasnya ke tanah. Dengan demikian pembangunan pondasi harus dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat pondasi itu sendiri, beban-beban berguna, dan gaya-gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain.
Adanya penurunan pondasi setempat atau secara merata melebihi batas tertentu akan menyebabkan rusaknya bangunan atau menimbulkan patahan pada beton. Oleh karena itu penggalian tanah untuk pondasi sebaiknya harus mencapai tanah keras.

Secara umum terdapat dua macam pondasi, Yaitu:
  1. Pondasi Dangkal : dipakai untuk bangunan bertanah keras atau bangunan-bangunan sederhana.
  2. Pondasi Dalam : dipakai untuk bangunan bertanah lembek, bangunan berbentang lebar (memiliki jarak kolom lebih dari 6 meter), dan bangunan bertingkat.
Pondasi Dangkal
Yang termasuk Pondasi dangkal antara lain:
  • Pondasi batu kali setempat
  • Pondasi lajur batu kali
  • Pondasi tapak atau plat beton setempat
  • Pondasi beton lajur
  • Pondasi Strauss
  • Pondasi tiang pancang kayu
Pondasi Dalam
Yang termasuk pondasi dalam antara lain :
  • Pondasi tiang pancang (beton, besi, pipa baja)
  • Pondasi sumuran
  • Pondasi Bored Pile
  • dll
Untuk menghindari penurunan setempat pada pondasi (pada salah satu kolom), maka pondasi bagian atas dihubungkan, atau di ikat dengan beton sloof. Beton sloof ini berfungsi untuk menahan resapan atau rembesan air tanah ke dinding bangunan dan menahan bangunan. Dengan adanya beton sloof ini, juga berfungsi sebagai beton pengikat pondasi yang bila terjadi penurunan pada bangunan maka akan terjadi penurunan secara bersama-sama (turun seragam sehingga tidak menimbulkan kerusakan).

Perencanaan Pondasi

Untuk dapat menentukan jenis pondasi dan ukuran pondasi yang akan dipakai kita harus mengetahui beban yang akan didukung oleh pondasi. Untuk itu kita akan menghitung beban bangunan di atas pondasi secara kasar.

Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983, beban hidup untuk bangunan :
  • Rumah tinggal = 200 kg/m2
  • Perkantoran, pertokoan dan ruang kelas = 250 kg/m2
  • Berat jenis beton bertulang = 2400 kg/m3
  • Berat jenis pasangan bata = 1700 kg/m3
  • Berat jenis kayu = 1000 kg/m3
Perhitungan berat bangunan adalah :

[Luas Bangunan X Beban hidup (sesuai peruntukan bangunan)]
+
[(volume beton dan volume bata) X berat jenis masing-masing material]

Misalnya, dari perhitungan tersebut diperoleh angka 1000 ton dan jumlah kolom atau tiangnya 20 buah, maka secara kasar masing-masing kolom menahan beban 50 ton. Dengan demikian kita bisa menentukan model dan ukuran pondasi yang akan dipakai :
  • Jika digunakan pondasi tiang pancang tipe minipile 28/28 maka dibutuhkan sebanyak satu buah tiang pancang. Jika beban yang dipikul 50 ton maka digunakan tiang pancang sebanyak dua buah, begitu seterusnya.
  • Jika digunakan pondasi tapak beton, maka perlu diketahui kekuatan daya dukung tanah nya. Misalkan, tanah lunak yang daya dukungnya 0,5 kg/cm2 dan beban yang dipikul satu kolom di atas pondasi adalah 2500 kg, maka diperlukan pondasi tapak beton berukuran 2500 / 0,5 = 5000 cm2 atau 0,5 m2. Untuk ukuran 0,5 m2 dapat memanjang dengan lebar 1 m x 0,5 m atau berbentuk persegi dengan ukuran 75 cm x 75 cm.