Ada yang mengatakan bahwa meditasi akan membangun pikiran positif kita. Sudah banyak orang yang membahas kehebatan dari meditasi. Apakah shalat meditasinya umat Islam? Tidak, shalat adalah ibadah yang diperintahkan Allah, namun jika dibandingkan dengan meditasi, shalat memiliki salah satu manfaat seperti manfaat meditasi yang memberikan ketenangan dan rasa damai kepada pelakunya. Kita sudah bahas bagaimana shalat membuat Rasulullah saw dan semua yang melakukannya akan mendapatkan kedamaian jika khusyu’.
Ketenangan dan kedamaian akan menjadikan kita memiliki pikiran yang jernih, sehingga pikiran kita akan selalu positif, kritis, dan kreatif. Bayangkan, kita melakukannya minimal 5 kali dalam sehari. Jika ditambah shalat sunah rawatib, dhuha, dan tahajud, maka bisa kita bayangkan bagaimana kekuatan manfaat (baru sebagian) dari shalat yang khusyu’.
Selain ketenangan dan kedamaian yang menjadikan kita berpikir jernih, shalat juga akan menjadikan diri kita optimis. Kenapa tidak?
Allah akan menolong kita. Sebesar apa pun impian kita, semuanya kecil bagi Allah. Sehingga tidak ada lagi alasan untuk menjadi pesimis jika kita yakin Allah akan menolong kita.
Belum lagi jika kita membaca hadits qudsi diatas dimana Allah mengatakan bahwa saat kita berdo’a, bagi kita apa yang kita minta. Ini juga akan menambah optimisme kepada kita, bahwa do’a kita memang akan dikabulkan oleh Allah. Jika do’a akan dikabulkan oleh Allah, maka secara otomatis kita akan optimis menyambut do’a kita.
Meski kita belum mengetahui solusi dari masalah yang sedang kita hadapi. Meski kita masih bingung bagaimana cara kita menggapai impian terliar kita, tapi kita yakin bahwa Allah akan menunjukan jalan keluar dan memberi solusi dari jalan yang tidak terpikirkan oleh kita. Oleh karena itu, kita akan selalu berpikir positif. Kita yakin, bukan tidak ada solusi atau cara, kita hanya belum menemukannya.
Jika kita belajar ilmu sukses, berpikir positif, atau optimisme adalah setengah dari keberhasilan kita. Meski belum tentu berhasil, jika kita yakin, peluangnya 50%. Jika Anda tidak yakin, jelas peluangnya akan jauh berkurang, bahkan ketidakyakinan Anda sampai menjadikan Anda berhenti, maka peluang keberhasilannya menjadi 0%.
Jika Anda sudah optimis, memiliki keyakinan 100%, artinya keberhasilan sudah digenggam setengahnya. Ikhtiar Anda akan jauh lebih mudah karena tinggal menyelesaikan 50% sisanya. Bahkan, jika keyakinan ditambahkan dengan sikap-sikap positif lainnya, akan menjadikan peluang keberhasilan kita menjadi 85%. Sikap positif adalah 85% faktor keberhasilan, sisanya adalah masalah teknis.
Ini memang hanya angka, meski angka ini diambil dari data empiris (pengalaman/riset). Namun bukan angka yang perlu kita perhatikan, tetapi berpikir positif akan menjadikan usaha kita semakin mudah. Pikiran positif akan membuka jalan menuju apa yang kita cita-citakan, untuk mendapai tujuan Anda tetap diperlukan ikhtiar, tetapi lebih mudah karena jalannya sudah terbuka.
Jika kita mendirikan shalat dengan khusyu’ maka pembentukan pikiran positif akan sangat cepat dan sangat kuat. Belum lagi, dengan pengulangan minimal 5 kali sehari, akan menjadikan pikiran positif begitu tertanam dengan kuat ke dalam pikiran kita.
Tidak ada konsep pengembangan diri yang lebih hebat dari kombinasi khusyu’ dan pengulangan yang intens. Ini akan memberikan dampak yang luar biasa bagi pelakunya. Pengulangan saja tanpa kesadaran dan kehadiran tidak akan ada gunanya, karena apa yang kita ucapkan tidak akan pernah masuk ke dalam pikiran kita. Kesadaran dan kehadiran kita pun tidak akan memberikan bekas tanpa pengulangan yang inten.
Pembangkit Motivasi Paling Dahsyat
Jika pikiran positif adalah pembuka jalan menuju cita-cita Anda, maka motivasi bagaikan energi yang mendorong Anda untuk bertindak. Semakin besar motivasi yang Anda miliki maka akan semakin hebat tindakan Anda.
Bahwa kita akan mendapatkan energi yang dahsyat jika kita shalat khusyu’. Artinya akan membangun motivasi yang sangat besar dalam diri kita. Belum lagi, kondisi pikiran kita yang positif dan optimis akan meningkatkan motivasi juga. Sehingga sumber energi pendorong bagi orang yang shalat khusyu’ itu sangat besar.
Sungguh aneh jika ada orang yang biasa shalat namun malah loyo, maka tidak ada lagi jawaban yang tepat, bahwa penyebabnya orang tersebut tidak khusyu’ saat mendirikan shalat. Kalau dia merasa khusyu’, tetapi tetap loyo, artinya ini bisa menjadi bahan instropeksi.
Apa jadinya jika Anda memiliki motivasi yang kuat? Maka motivasi itu akan mampu mendorong diri Anda untuk bergerak, untuk menjemput rezeki sebesar mungkin, untuk berdakwah, dan berjihad. Anda akan bergerak dan terus bergerak meski ada hambatan yang menginginkan Anda berhenti.
Jika diibaratkan sebuah mobil yang memiliki energi yang cukup, maka mobil itu bisa melaju dengan kencang dan sampai ke tujuan. Apa jadinya jika mobil tidak memiliki bensin yang cukup? Boro-boro bisa melaju kencang dan membawa muatan yang banyak, mobil akan dia terpaku tidak bergerak saat bensinnya habis. Bensin ini adalah analogi motivasi bagi diri kita yang akan menjadikan diri kita bergerak.
Sukses memang bisa kita raih dengan tindakan, namun tidak tidak akan jika tidak ada energi. Energi yang dimaksud bukan energi secara fisik saja, namun dengan shalat kita mendapatkan energi ruhiah, yang merupakan buah dari energi ketundukan.
Ketenangan dan kedamaian akan menjadikan kita memiliki pikiran yang jernih, sehingga pikiran kita akan selalu positif, kritis, dan kreatif. Bayangkan, kita melakukannya minimal 5 kali dalam sehari. Jika ditambah shalat sunah rawatib, dhuha, dan tahajud, maka bisa kita bayangkan bagaimana kekuatan manfaat (baru sebagian) dari shalat yang khusyu’.
Selain ketenangan dan kedamaian yang menjadikan kita berpikir jernih, shalat juga akan menjadikan diri kita optimis. Kenapa tidak?
Allah akan menolong kita. Sebesar apa pun impian kita, semuanya kecil bagi Allah. Sehingga tidak ada lagi alasan untuk menjadi pesimis jika kita yakin Allah akan menolong kita.
Belum lagi jika kita membaca hadits qudsi diatas dimana Allah mengatakan bahwa saat kita berdo’a, bagi kita apa yang kita minta. Ini juga akan menambah optimisme kepada kita, bahwa do’a kita memang akan dikabulkan oleh Allah. Jika do’a akan dikabulkan oleh Allah, maka secara otomatis kita akan optimis menyambut do’a kita.
Meski kita belum mengetahui solusi dari masalah yang sedang kita hadapi. Meski kita masih bingung bagaimana cara kita menggapai impian terliar kita, tapi kita yakin bahwa Allah akan menunjukan jalan keluar dan memberi solusi dari jalan yang tidak terpikirkan oleh kita. Oleh karena itu, kita akan selalu berpikir positif. Kita yakin, bukan tidak ada solusi atau cara, kita hanya belum menemukannya.
Jika kita belajar ilmu sukses, berpikir positif, atau optimisme adalah setengah dari keberhasilan kita. Meski belum tentu berhasil, jika kita yakin, peluangnya 50%. Jika Anda tidak yakin, jelas peluangnya akan jauh berkurang, bahkan ketidakyakinan Anda sampai menjadikan Anda berhenti, maka peluang keberhasilannya menjadi 0%.
Jika Anda sudah optimis, memiliki keyakinan 100%, artinya keberhasilan sudah digenggam setengahnya. Ikhtiar Anda akan jauh lebih mudah karena tinggal menyelesaikan 50% sisanya. Bahkan, jika keyakinan ditambahkan dengan sikap-sikap positif lainnya, akan menjadikan peluang keberhasilan kita menjadi 85%. Sikap positif adalah 85% faktor keberhasilan, sisanya adalah masalah teknis.
Ini memang hanya angka, meski angka ini diambil dari data empiris (pengalaman/riset). Namun bukan angka yang perlu kita perhatikan, tetapi berpikir positif akan menjadikan usaha kita semakin mudah. Pikiran positif akan membuka jalan menuju apa yang kita cita-citakan, untuk mendapai tujuan Anda tetap diperlukan ikhtiar, tetapi lebih mudah karena jalannya sudah terbuka.
Jika kita mendirikan shalat dengan khusyu’ maka pembentukan pikiran positif akan sangat cepat dan sangat kuat. Belum lagi, dengan pengulangan minimal 5 kali sehari, akan menjadikan pikiran positif begitu tertanam dengan kuat ke dalam pikiran kita.
Tidak ada konsep pengembangan diri yang lebih hebat dari kombinasi khusyu’ dan pengulangan yang intens. Ini akan memberikan dampak yang luar biasa bagi pelakunya. Pengulangan saja tanpa kesadaran dan kehadiran tidak akan ada gunanya, karena apa yang kita ucapkan tidak akan pernah masuk ke dalam pikiran kita. Kesadaran dan kehadiran kita pun tidak akan memberikan bekas tanpa pengulangan yang inten.
Pembangkit Motivasi Paling Dahsyat
Jika pikiran positif adalah pembuka jalan menuju cita-cita Anda, maka motivasi bagaikan energi yang mendorong Anda untuk bertindak. Semakin besar motivasi yang Anda miliki maka akan semakin hebat tindakan Anda.
Bahwa kita akan mendapatkan energi yang dahsyat jika kita shalat khusyu’. Artinya akan membangun motivasi yang sangat besar dalam diri kita. Belum lagi, kondisi pikiran kita yang positif dan optimis akan meningkatkan motivasi juga. Sehingga sumber energi pendorong bagi orang yang shalat khusyu’ itu sangat besar.
Sungguh aneh jika ada orang yang biasa shalat namun malah loyo, maka tidak ada lagi jawaban yang tepat, bahwa penyebabnya orang tersebut tidak khusyu’ saat mendirikan shalat. Kalau dia merasa khusyu’, tetapi tetap loyo, artinya ini bisa menjadi bahan instropeksi.
Apa jadinya jika Anda memiliki motivasi yang kuat? Maka motivasi itu akan mampu mendorong diri Anda untuk bergerak, untuk menjemput rezeki sebesar mungkin, untuk berdakwah, dan berjihad. Anda akan bergerak dan terus bergerak meski ada hambatan yang menginginkan Anda berhenti.
Jika diibaratkan sebuah mobil yang memiliki energi yang cukup, maka mobil itu bisa melaju dengan kencang dan sampai ke tujuan. Apa jadinya jika mobil tidak memiliki bensin yang cukup? Boro-boro bisa melaju kencang dan membawa muatan yang banyak, mobil akan dia terpaku tidak bergerak saat bensinnya habis. Bensin ini adalah analogi motivasi bagi diri kita yang akan menjadikan diri kita bergerak.
Sukses memang bisa kita raih dengan tindakan, namun tidak tidak akan jika tidak ada energi. Energi yang dimaksud bukan energi secara fisik saja, namun dengan shalat kita mendapatkan energi ruhiah, yang merupakan buah dari energi ketundukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar