Perhatikan pasangan kalimat ini baik-baik dan tebak titik-titik di bawah ini :
- Allah-lah yang menjadikan tertawa dan menangis.
- Allah-lah yang menjadikan kematian dan kehidupan.
- Allah-lah yang menjadikan laki-laki dan perempuan.
- Allah-lah yang memberikan kekayaan dan ........................
Apakah jawabannya :
- Empat kalimat ini semacam lawan kata.
- Lawan kata dari dari kekayaan adalah kemiskinan.
- Maka, pastilah jawabannya : Miskin.
- Benarkah begitu.? Kemiskinan.?
- Ternyata Salah.!! Karena jawaban yang benar adalah Kecukupan.!!
“Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan, dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan... dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan.” (Q.S. An-Najm 43-45, 48)
Penggalan surat di atas bermaksud, Allah tidak pernah memberikan kemiskinan.!! Allah hanya memberikan Kekayaan dan Kecukupan. Lhaa kalau ada yang miskin.? Jelas, itu salah manusianya itu sendiri. Sejak awal, Allah telah mempersiapkan manusia untuk untung, kaya, kuat, sehat, selamat, aman dan sejenisnya. Kalau yang terjadi sebaliknya, sekali lagi itu salah manusianya. Baca surat An-Nisa 4:79, surat Yasin 36:19, surat Asy-Syura 42:30. Intinya, segala kebaikan berasal dari Allah dan segala keburukan berasal dari manusia itu sendiri.
Inilah pesan Nabi :
- Kefakiran dekat dengan Kekufuran.
- Allah SWT lebih menyukai muslim yang kuat iman dan nafkahnya dari pada muslim yang lemah.
- Meninggalkan ahli warismu dalam keadaan cukup, itu jauh lebih baik dari pada meninggalkan mereka dalam keadaan fakir, sehingga mereka meminta-minta kepada manusia lain. Artinya kita dilarang mati sebelum mencukupkan anak-anak kita atau memastikan mereka kaya.!! heheheee...
"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar." (QS. An-Nisaa : 9)
Di sini perlu digaris bawahi bawasanya kekayaan bukanlah tujuan, melainkan sebuah alat. Yang dengan alat ini, Kita akan lebih mudah dalam :
- Berzakat dan Bersedekah.
- Berhaji dan Berumrah, juga membiayai haji dan umrah orang lain (orang tua, saudara, tetangga).
- Menuntut ilmu, juga membiayai kegiatan keilmuan.
- Menafkahi keluarga dan mencukupi ahli waris.
- Membangun sarana umum maupun umat.
- Meningkatkan Bargaining Position umat,
- Dakwah maupun Syiar agama.
Bagi Anda yang masih ogah-ogahan untuk kaya, jawab pertanyaan berikut :
- Inginkah Anda berangkat umrah maupun haji, memberangkatkan orang tua maupun mertua Anda berhaji maupun umrah.?
- Inginkah Anda memberikan rumah dan mobil terbaik untuk keluarga Anda.?
- Inginkah Anda memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anak dan keponkan Anda.?
- Inginkah Anda memberikan perawatan terbaik untuk orang tua, mertua, istri, anak-anak dan keponakan Anda ketika mereka sakit.?
- Inginkah Anda membantu anggota keluarga maupun tetangga yang sedang kekurangan.?
- Inginkah Anda membantu orang-orang yang telah berjasa kepada Anda dan keluarga Anda.?
Kaya Hati itu penting, bahkan sangat penting.!!
Kaya Hati = Kaya Harta dan Properti, hahahaaa ada-ada saja.!!
Kaya Hati = Kaya Harta dan Properti, hahahaaa ada-ada saja.!!
adagalihdimari ~ salam action
Tidak ada komentar:
Posting Komentar