Pages

Kamis, 04 Juni 2015

Menambah Penghasilan Tidak Membuat Anda Menjadi Kaya Raya

Saya sering sekali menemukan orang yang berpikir: 'Saya tidak makmur karena penghasilan saya kecil'. Mungkin ada benarnya. Tapi bagi kebanyakan orang, bukan itu masalahnya! Bukan besarnya penghasilan yang menyebabkan kemakmuran, tapi pengelolaan penghasilanlah yang menyebabkan kemakmuran.

Robert Kiyosaki dalam bukunya menyatakan bahwa kebanyakan orang berlari dalam lingkaran tikus. Ingat demam hamster yang pernah booming? Di dalam kandang hamster yang lucu itu ada sebuah lingkaran mirip kincir di mana si hamster suka sekali berlari di dalamnya. Seberapa cepat pun ia berlari, ia tidak pergi ke mana-mana. Begitulah lingkaran tikus.

Robert Kiyosaki menyampaikan: setelah lulus, seseorang bekerja dan mendapatkan uang. Uang tersebut digunakan dan tidak seberapa lama, uang tersebut tidak cukup untuk membiayai gaya hidupnya. Ia bekerja lebih keras, pindah pekerjaan, bekerja di dua tempat sekaligus, untuk mendapatkan penghasilan lebih tinggi. Setelah itu ia menikah, membeli mobil dan rumah, dan segera saja penghasilannya pun kurang. Ia bekerja lebih keras lagi, sehingga ia merasa pantas untuk lebih menikmati hidup dengan membeli rumah lebih besar dan mobil lebih mewah. Dan penghasilannya pun kurang lagi. Dan seterusnya, dan seterusnya… Tahun 2013, upah buruh baru naik lumayan tinggi, sekitar Rp. 700 ribu kalau saya tidak salah ingat. Dan dalam satu tahun, upah tersebut sudah terasa kurang. Tahun ini teman-teman buruh menuntut untuk mendapat upah lebih lagi, dan saya berani taruhan bahwa tahun depan sudah kurang lagi.

Seandainya…
Kenaikan upah Rp. 700 ribu tahun lalu bisa disisihkan Rp. 400 ribu sebulan, dengan tidak merubah gaya hidup sebelumnya, maka tahun ini teman-teman sudah bisa memiliki tabungan sekitar Rp. 5 juta. Ah, kecil sekali Rp. 5 juta. Jalan-jalan ke mall, beli TV baru, juga langsung habis. Betul 'kan?

Tapi tahukah teman-teman, bahwa Rp. 5 juta tersebut dapat membuat teman2 jadi Milyarder? Jika Rp. 5 juta tersebut setiap tahun diinvestasikan ke dalam instrumen investasi dengan return on investment (biasa disebut sebagai 'bunga' meskipun tidak benar) sebesar 15%, maka dalam 25 tahun uang tersebut akan menjadi Rp. 1 Miliar.

Pasti akan ada juga yang berkomentar 'Mas bro, itu sudah batas minimal lho… Kehidupan kami sudah tidak layak'. Saya cuma mau bilang: 'Dulu bisa hidup dengan angka segitu, kenapa ngga bisa diteruskan?'. Mau hidup lebih makmur di masa depan? Mau ngerasain gimana rasanya punya uang Rp. 1 Miliar, meskipun hasil tabungan selama 25 tahun? Lakukanlah! Dan percayalah, semakin lama Anda menyisihkan, akan semakin mudah rasanya untuk menyisihkan. Dalam hitungan ini juga saya tidak nambahin uang yang disisihkan lho, tetap Rp. 500 ribu selama 25 tahun. Padahal tahun depan, upah pasti naik kan? Jadi boleh dibilang, sengsara nya cuma setahun pertama aja.

Teman-teman, berhentilah berharap bahwa kita akan makmur hanya dengan meningkatkan penghasilan kita setiap bulan. Mulailah menyisihkan minimal 10% dari penghasilan bulanan kita untuk mulai berinvestasi secara rutin. Dan percayalah, dalam jangka panjang Anda akan jauh lebih makmur dibanding sekarang.

Hemat Yang Merepotkan

“Waktu adalah Uang”. Pengertian ini dapat berbeda-beda bagi setiap orang. Namun secara sederhana kita menukarkan waktu yang kita miliki dengan uang. Pernahkan terpikir bagi teman-teman berapa nilai dari waktu teman-teman setiap jamnya?

Ada yang pernah menghitung?

Kalau belum saran saya sebaiknya dihitung. Mengapa?

Suka tidak suka dari sini kita melihat seberapa bernilai waktu yang kita miliki. Data ini akan sangat membantu ketika kita mengambil keputusan.

Keputusan untuk bekerja freelance atau bekerja full time. Berbelanja hemat atau merepotkan diri. Maupun keputusan-keputusan finansial lainnya.

Rumusnya cukup mudah

Gaji bulanan yang anda terima : Rp. _________

Jumlah hari anda bekerja dalam waktu satu bulan: _________

Lama jam anda bekerja per hari: _________

Lama jam Anda bekerja dalam waktu satu bulan = Jumlah hari anda bekerja (1 bulan) x lama jam anda bekerja per hari

Gaji bulanan ÷ Lama jam anda bekerja (1 bulan) = Rp_________ / jam

Kalau sudah beres hitung, kita dapat menggunakan data ini dalam setiap pengambilan keputusan finansial.

Contoh… beli perlengkapan mandi di swalayan atau beli perlengkapan mandi dekat rumah?

Kalau selisih tidak jauh berbeda, saya rasa teman-teman sudah bisa dapat menilai. Kecuali kalau memang perlengkapan mandi yang anda inginkan hanya ada di swalayan hehehheee..

Untuk freelance bisa berdasarkan pendapatan rata-rata 3 bulan terakhir. Ini hanya panduan, jikalau Anda mau menggunakan waktu 6 bulan atau 12 bulan terakhir pun juga sah-sah saja.

Solvency dan Likuiditas

Apa sih perbedaan solvency dan likuiditas?

Ketika aset (harta) jauh lebih besar daripada liabilitas (hutang) – maka anda dalam kategori solvency.

Ketika aset likuid (kas / setara kas) mampu membayar seluruh pengeluaran tanpa harus menjual aset illikuid – berarti Anda termasuk dalam kategori likuid.

Dua parameter ini menunjukkan seberapa sehat keuangan seseorang.

Contoh umum yang sering kita lihat. Gaji 5 juta bela-belain beli mobil dengan cicilan 3 juta (ini belum hitung pengeluaran bensin, perawatan mobil, kebutuhan hidup dia sendiri).