Pages

Selasa, 10 April 2012

Melamun dan Memori Otak

Setiap orang pasti pernah melamun dan berkhayal memikirkan masa depan atau sesuatu hal yang indah. Studi terbaru menunjukkan bahwa orang yang pikirannya sering melayang ternyata memiliki otak yang lebih tajam. Mengapa bisa begitu?

Studi terbaru menunjukkan bahwa orang yang sering melamun justru memiliki lebih banyak memori kerja di otak, yang memberinya kemampuan untuk dapat melakukan dua hal pada saat yang sama.

"Mereka yang memiliki kapasitas memori otak yang lebih tinggi melaporkan pikirannya lebih sering melayang (melamun) saat melakukan tugas-tugas sederhana, meskipun kinerja mereka tidak terganggu,"

Dalam studi yang hasilnya sudah dipublikasikan dalam Psychological Science ini, peneliti meminta partisipan untuk menekan tombol saat merespons kata-kata yang muncul di layar komputer. Peneliti kemudian akan memeriksa secara berkala untuk menanyakan apakah pikiran partisipan sempat melayang alias melamun.

Pada akhir studi, peneliti mengukur kapasitas memori kerja partisipan serta juga memberikan skor untuk kemampuan mengingat serangkaian huruf diselingi dengan pertanyaan-pertanyaan matematika yang mudah.

Hasilnya, partisipan yang lebih banyak melamun justru yang kapasitas memori otaknya lebih tinggi.

Diperkirakan ini berkaitan dengan ruang kerja mental yang digunakan. Misalnya, ketika orang dapat menjumlahkan dua angka yang diucapkan tanpa perlu menuliskannya, tapi cukup dengan membayangkannya saja. Kapasitas ini telah dikaitkan dengan ukuran umum intelijen, seperti pemahaman membaca dan skor IQ.

Studi terbaru ini menggarisbawahi bagaimana memori kerja penting dalam memungkinkan otak untuk fokus pada masalah yang paling mendesak.

Selamat Melamun, namun jangan Manyun yah.

Senin, 09 April 2012

Daktilitas dan Konsolidasi

Daktilititas adalah kemampuan suatu elemen struktur untuk berdeformasi baik rotasi ataupun translasi pada saat menyerap energi dari luar sistem.

Konsolidasi adalah turunnya lapisan tanah akibat keluarnya air pori yang disebabkan aksi beban disekitarnya sejalan dengan waktu.

Bangunan harus didesain memiliki daktilitas yang tinggi (artinya didesain mampu berdeformasi yang besar). Untuk tujuan tersebut, beberapa elemen kolom dan balok di desain akan terjadi sendi plastis. Elemen struktur yang getas (brittle) akan memiliki tingkat daktilitas yang rendah. Kondisi ultimate sistem struktur seperti ini memang tinggi, jauh lebih tinggi daripada desain dengan daktilitas tinggi. Tapi perencanaan dengan struktur getas, ada yang harus dibayar dengan mahal, yaitu keruntuhan struktur secara tiba-tiba yang tidak memberikan kesempatan orang untuk menyelamatkan diri/barang2 penting.
Bangunan juga harus mempertimbangkan faktor konsolidasi. Penurunan fondasi bangunan akan merusak struktur diatasnya, menghancurkan sistem balok menerus pada jembatan, kegagalan elemen struktur geser pada terowongan, dll. contoh yang paling nyata adalah penurunan struktur jalan tol sediatmo (tol akses ke bandara soekarno - hatta) yang sudah mengalami penurunan hampir 1 meter selama masa penggunaannya.

Published with Blogger-droid v2.0.4